Saya adalah seorang pengangguran, setiap hari kerjaannya adalah mencari lowongan pekerjaan, huft dan saya tidak bangga sama sekali menyebutkan hal ini. Saya pikir hanya di Indonesia saja ada istilah Serabutan sebagai suatu profesi. Kerja dimana ? saya kerja Serabutan, apa saja asal tidak melanggar hukum dan halal, saya kerjakan. Mungkin definisi serabutan adalah suatu profesi yang mengandalkan disuruh orang lain untuk mengurus suatu keperluan karena faktor kepercayaan. Begitu sering saya mendengar dan mengucapkan hal tersebut di sini di Indonesia. Entah di negara lain, karena saya belum pernah kesana.
Apakah anda tahu bahwa di Era Pemerintahan Jokowi ini, Departemen Tenaga Kerja dibawah bapak Mentri Hanif Dhakiri, memiliki suatu target Dua Juta penempatan tenaga kerja di tahun 2016?
Kalau anda belum tahu, silahkan cek link http://infokerja.naker.go.id/ suatu link resmi dari Kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
Secara teori, pastinya hal ini adalah sebagai salah satu program kerja dari kementrian  tersebut sebagai suatu bentuk tanggung jawab profesionalitas kinerja mereka kepada Presiden sebagai Kepala Negara dan mungkin sebagai suatu mekanisme salah satu jalan keluar dari suatu permasalahan.
Tulisan ini sungguh ini bukanlah urusan politis, tapi ini adalah urusan perut, ini adalah urusan prinsip bagi seorang laki laki dewasa yang telah memiliki tanggungan dalam kehidupannya.
Ketika kita masuk ke site kementrian tenaga kerja, maka pada tanggal 2 Mei 2016, ini tampilannya akan seperti ini:
site kementrian ketenagakerjaan republik Indonesia
Kemudian apabila anda mengklik info kerja, maka akan muncul seperti dibawah ini :
INFORMASI PASAR KERJA NASIONAL, Kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia... keren.
Jujur, perasaan yang saya alami pertama kali ketika membuka link ini adalah.... bersyukur, seperti ada suatu jawaban bahwa Negara hadir dengan tanpa pamrih untuk suatu solusi dari masalah yang sedang saya hadapi ini, menganggur.
Perasaan itu seketika berubah menjadi suatu perasaan kekecewaan mendalam, ketika saya mencoba mendaftar sebagai pencari kerja. Lebih kecewa lagi ketika saya mencoba menu menu yang tersedia di link tersebut. Apakah tidak ada suatu semacam supervisi dilingkungan kementrian ? Suatu Quality Controll mungkin?
Saya pernah mendengar suatu sindrom yang disebut Not Me syndrome. Tapi ini sebagai salah satu etalase, cermin satu Kementrian di Republik ini, Â suatu link yang bisa di akses oleh publik, oleh jutaan pengangguran seperti saya.... Â masa sih?? Ataukah karena bargaining position seorang pengangguran? Banyak pikiran jelek langsung berkecamuk di otak saya. Dan saya berharap semua pikiran suudzhon saya adalah salah.
Semoga site tersebut segera di aktifkan karena ini sudah bulan Mei (bulan ke 5) di 2016. Sebetulnya saya tidak mau membahas masalah situs infokerja.naker.go.id ini... tapi karena aktifitas saya sehari hari yang mencari kerja maka dengan berbagai macam keyword di mesin pencari akhirnya munculah alamat site tersebut.
Saya berharap bahwa ini adalah murni suatu ketidak sengajaan, bahwa link tersebut sebelumnya berjalan sesuai seperti yang diinginkan pemangku kepentingan yakni sebagai salah satu alternatif untuk mencapai target dua juta penempatan tenaga kerja di tahun 2016.
Sekali lagi, saya menyampaikan ini sebagai seorang Warga Negara Indonesia yang hidup di Republik ini dan mencintai Republik ini, tanpa ada suatu niat jelek dalam hati saya. Memang tidak pada tempatnya, seorang pengangguran seperti saya sok tahu dan menyampaikan suatu kritik terbuka terhadap satu Kementrian di republik ini.Â
Untuk itu saya mohon maaf, betul betul tidak ada maksud jelek, saya hanya ingin link tersebut diperbaiki agar penganggur seperti saya, sedikitnya dapat merasakan suatu kehadiran Negara dalam permasalahan permasalahan warga negaranya. Semoga saya tidak menambah masalah pribadi saya dengan tulisan ini.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H