Bagi orangtua Arif, masalah tak akan berhenti hanya di pusaran biaya pendidikan. Biaya kehidupan disana seperti tempat tinggal, makan, dan pungutan-pungutan di luar UKT misal tugas akademik, embel-embel kaderisasi, Â dan lain lain menjadi tembok tebal bagi orangtuanya.
"Bukan berarti bapak tidak mengusahakan kamu untuk sekolah, bapak ingin kamu sekolah setinggi mungkin, bapak bukan mau menghalangi cita-cita kamu. Tapi sekarang kamu sudah harus dewasa, kamu bukan anak pejabat, bukan anak siapa-siapa. Bapak sekarang hanya punya modal rumah dan motor," ujar Ayah Arif. Suaranya terdengar berat. Bergetar seakan menahan tangis.
Ibu Arif juga mengamini perkataan Suaminya. Beliau pun berusaha memberikan pemahaman pada Tam mengenai kondisi ekonomi keluarganya. "InshaAllah, ayah sama ibu tetap bisa menguliahkan kamu, tapi tidak tahun ini," kata Ibu Arif
Melihat keputusan bulat orangtuanya, Arif dengan berat hati memutuskan untuk mengurungkan niat berkuliah tahun ini. Namun, Ia yakin, suatu saat kesempatan untuk mengenyam bangku perkuliahan akan datang padanya. Saat itu, Rabu (15/8/2018) pukul 23.05, Arif menjadi satu diantara ratusan remaja yang harapan kuliahnya kandas sebab biaya pendidikan yang terlampau mahal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H