Mohon tunggu...
Axtea 99
Axtea 99 Mohon Tunggu... lainnya -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kakek tiga cucu : 2K + 1Q

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyikapi Bentrokan Tolikara

23 Juli 2015   02:23 Diperbarui: 23 Juli 2015   02:27 2058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Gambar : MetroTVNews

 

Ditengah pelaksanaan ibadah umat Islam Sholat Idul Fitri 1436 diseluruh tanah air tercinta Indonesia, kita tersentak dengan adanya berita bentrok horizontal yang terjadi di tanah Papua, Tolikara. Meskpun Papua ini sudah lama menjadi wilayah konflik tetapi tidak pernah terjadi sebelumnya bentrokan antar umat beragama disana.

Kerusuhan terjadi ketika sedang berlangsung Sholat Idul Fitri di lapangan Markas Komando Rayon Militer Karubaga, dimana pada saat yang bersamaan Jemaat GIDI yang sedang mengikuti Seminar merasa terganggu dan memaksa agar shalat dipindahkan ke tempat lain, dan bertindak anarkis dengan membakar puluhan kios dan Masjid Baitul Muttaqin. Dalam kerusuhan tersebut 11 anggota Jemaat GIDI tertembak peluru tajam aparat keamananan dan seorang diantaranya meninggal.

Aparat keamanan setempat dan pusat telah dengan sigap dan segera melakukan langkah pengamanan dan penyeldikan yang seksama untuk mengungkap latar belakang terjadinya kerusuhan tersebut. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan diduga ada kelompok yang sengaja menciptakan konflik antar umat beragama di Tolikara, yang sedang diselidiki.

Dipertanyakan sikap aparat setempat atas Surat Edaran GIDi yang melarang penyelenggaraan Sholat Ied, yang ditembuskan kepada pemerintah dan kepolisian setempat yang seharusnya bisa mengantisipasi dan mencegah potensi terjadinya suatu kerusuhan antar umat beragama.

Menurut kesaksian yang beredar saling bertentangan, ada yang mengatakan jemaat GIDI menyerang umat muslim yang tengah sholat, membakar kios dan masjid dan dihalau tembakan aparat. Cerita lain, penyerangan terhadap umat muslim terjadi setelah jemaat GIDI ditembaki aparat dengan peluru tajam. Ada juga isu bahwa tembakan bukan berasal dari aparat, melainkan anggota OPM. Berbagai versi ini harus dijernihkan dengan mengungkapkan fakta apa adanya tanpa sedikitpun unsur rekayasa untuk kepentingan siapapun.

Mengingat hubungan antar umat beragama di Papua yang amat baik selama ini, bukan tidak mungkin kerusuhan Tolikara sebenarnya cuma symptom dari persoalan yang lebih besar. Dan aksi intoleran ini merupakan ledakan dari akumulasi persoalan yang tidak pernah tuntas hingga saat ini, yang didominasi oleh kekerasan dan senjata.

Langkah Presiden Jokowi sudah bagus yakni dengan merintis upaya damai dengan membebaskan tahanan politik beberapa waktu yang lalu, dan upaya ini perlu dilanjutkan dengan kebijakan substansial dan merupakan tantangan bagi pemerintahan Jokowi untuk menyelesaikannya dengan tuntas dan memenuhi unsur keadilan yang hakiki bagi semua pihak terkait.

Selain itu, pemerintah serta para pemuka dan tokoh agama perlu mengintensifkan dialog, agar hak setiap warga Negara untuk melakukan ibadah berdasarkan agama dan keyakinannya sesuai UUD 1945 terjamin dengan aman dan sentosa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun