Mohon tunggu...
Axtea 99
Axtea 99 Mohon Tunggu... lainnya -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kakek tiga cucu : 2K + 1Q

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Komjen Buwas Calon Terkuat Kapolri

17 Februari 2015   09:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:03 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14241384021330919639

Komjen Budi Waseso/Kompas.com

Kombes Budi Waseso (Buwas), sekarang ini menjabat Kabareskrim Polri sejak tanggal 16 Januari 2015, Lulus dari Akademi Polisi tahun 1984.

Berikut ini catatan ringkas jenjang karir dan rekam jejak Buwas selama bertugas di Polri.

Pada saat menjabat Kepala Kepolisian Resor Barito Utara, Kalteng, terseret pusaran kasus korupsi pelelangan kayu hasil pembalakan liar yang melibatkan kepala dinas Kehutanan Toboroyani Angga dan Ketua DPRD Barito Utara H Baslenudin, sebagai saksi yang meringankan tetapi menolak, sehingga dimarahi oleh jendral di Jakarta dan disingkirkan.

Dari Barito Utara, digeser ke Polres Palangkaraya, tercatat Buwas melakukan pembiaran atas dua kasus :


  1. menutup mata terhadap Upik, tahanan yang tewas di Markas Polres Palangkaraya yang janggal yang terjadi di tahun 1999, dan terungkap diera Buwan (2002-2005), namun ketika terungkap, kasus tidak diteruskan.
  2. Tahun 2004 menangani kasus kematian akibat peluru nyasar akibat perebutan senjata diantara 2 genk Brimob, senjatanya meletus dan kena orang sipil. Kasus ini tidak diselidiki, malahan diselesaikan dengan cara dituduh pelakunya teman si korban.

Dari Palangkaraya, karir Buwas lebih banyak di Provos, dengan beragam posisi di Divisi Profesi dan Pengamanan, dan pada saat menjabat Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri, Buwas memimpin penangkapan terhadap Komjen Susno Duadji yang hendak terbang ke Singapura April, 2010. Tahun 2011, Buwas menyemprit polisi artis Norman Kamaru, karena manggung tanpa ijin atasannya.

Ketika menapaki karir sebagai Provos adalah awal Buwas bersinggungan dengan Budi Gunawan (BG) yang saat itu menjabat Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri.  Pada saat itu Buwas dilaporkan Wakil Kepala Pola Sulawesi Utara Komjen Jenmard Mangolui Simatupang ke Mabes Polri dan Kompolnas yang membuat Surat Mutasi Palsu.

Tentu saja Buwas membantah tudingan tersebut, bahwa kasus yang ditanganinya baik di lingkup Polri maupun yang melibatkan masyarakat, bahwa Buwas tidak pernah melakukan pemerasan.  Dan anehnya, setelah kasus tersebut, Buwas mendapat bintang menjadi Brigadir Jenderal dan menjabat Kapolda Gorontalo di tahun 2012. Semasa di Gorontalo dianggap berhasil menekan angka judi togel dan peredaran minuman keras, dan nggak lama kemudian dimutasi ke Jakarta, dengan alasan mengusut kasus korupsi yang melibatkan orang nomor satu di Gorontalo.

Selanjutnya, Buwas ditempatkan menjadi dosen di Sekolah Staf Pemimpin Polri dan kemudian jadi Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri, dan bertemu lagi dengan Budi Gunawan, yang menjabat Kepala Lembaga Pendidikan Polri.

Kesetiaan dan kedekatan Buwas dengan BG, terlihat ketika Buwas mendampingi BG saat melakukan Fit and Proper test di DPR RI, tanggal 14 Januari 2015, dan juga dekat secara personal karena putri Buwas adalah calon isteri putra BG, yang pengusaha muda tajir dan sakti.

Sejak 16 Januari 2015, Buwas menjabat Kabareskrim menggantikan Komjen Suhardi Alius yang dilengserkan ke Lemhanas, bersamaan dengan Penunjukan Komjen Badrodin Haiti sebagai Pelaksana Tugas Kapolri, pasca ditundanya pelantikan BG sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi meskipun diusulkan untuk segera dilantik oleh DPR RI dan ditekan Megawati, PDIP dan Nasdem.

Tanggal 23 Januari 2015, Buwas memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Bambang Widjajanto, Komisioner KPK secara brutal, disamping tidak sesuai prosedur juga melanggar HAM yang sangat nyata melanggar pasal 2, Undang2 Kepolisian RI, No 2 tahun 2002.

Buwas, oleh Kompolnas dimasukan sebagai salah satu Cakapolri, karena dianggap memenuhi syarat. Namun dari rekam jejak Buwas tersebut diatas, terlihat bahwa Buwas adalah sosok pelanggar konstitusi yang serius, dan sangat berbahaya bak binatang buas jika sosok seperti ini menjadi Kapolri, karena akan membuat lembaga Polri semakin terpuruk dan berpotensi untuk menghancurkan KPK, satu2nya lembaga anti korupsi yang masih dipercaya masyarakat.

Hingga tulisan ini di publish, Presiden Jokowi belum mengambil keputusan apapun, Pasca dikabulkannya Praperadilan BG oleh Hakim tunggal Sarpin, Dan Buwas dianggap calon terbaik Bagi para Koruptor jika opsi ÿang diambil Presiden adalah membatalkan pelantikan BG.

Namun demikian, meskipun diusulkan oleh Kompolnas, dengan hak prerogatif yang dimilikinya, Presiden Jokowi bisa mengabaikannya dengan memilih calon lain sebagai Kapolri, yang pastinya jauh lebih baik ketimbang Buwas. Semoga!

Sumber :

Merdeka

Detik

Liputan6

KPU

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun