Nahas, kariernya tak berjalan mulus di Spanyol. Dia banyak mengalami cidera dan terpinggirkan, terutama semenjak kedatangan pelatih Jose Mourinho dari Inter Milan. Kaka merasa dihancurkan dan dianggap sebagai pemain yang tidak berguna.
Meski gelar La Liga dan Copa del Rey berhasil dia dapatkan, tapi Kaka tidak benar-benar menjadi legenda di wilayah Andalusia.
Kaka sempat menghabiskan 4 musim di Real Madrid, tapi cedera lutut yang menghalanginya untuk bisa tampil 100%. Meski sudah menjalani operasi, cedera ini menjadi awal banyak masalah yang di alami Kaka. Salah satunya adalah masalah pada pinggang yang diakibatkan cedera lututnya.
Dokter yang menangani kaka pernah mengatakan, jika Kaka tidak mengalami masalah ini, maka dia akan sangat mungkin mendominasi selama 3-4 tahun setelah dia memperoleh penghargaan Ballon D'or.
Sebagai pelarian, Kaka kembali berseragam AC Milan. Namun seperti kisah yang biasa didengar, rumahnya dulu tidak seindah apa yang dia lihat sekarang. Masa-masa kejayaan Milan mulai runtuh, rekan-rekan seperjuangan sudah tidak ada lagi.
Pada 2014 kaka memutuskan pindah menuju Orlando City, meski masih tersisa 1 tahun kontrak di AC Milan.
Pada Desember 2017, setelah sempat menjadi bintang di Amerika, dia resmi melepas kariernya sebagai pemain sepak bola, dengan mewarisi sejumlah mahakarya yang tak terhingga. Kaka akan selalu dikenang sebagai pesepak bola paling sopan dan menawan, Happy Birthday Ricky!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H