Mohon tunggu...
Dimas almasih
Dimas almasih Mohon Tunggu... Bankir - Dulunya vocalist

B aja

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

On This Day: Lahirnya Si Jenius yang Rupawan nan Langka, Ricardo Kaka

22 April 2020   00:00 Diperbarui: 22 April 2020   03:41 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia biasa mengambil peran di belakang Andriy Shevchenko, didukung nama besar lainnya seperti Pirlo, Gattuso, juga Seedorf. Kaka berhasil menciptakan skuat impian yang akan segera menjuarai kompetisi paling bergengsi di Benua Biru tersebut.

Pada musim 2004/2005, Kaka mendapatkan pembelajaran yang begitu besar, dia gagal mempersembahkan gelar juara yang sudah di depan mata. AC Milan yang mengalami kekalahan cukup memalukan dalam sejarah sepak bola.

Hari itu di final Liga Champions Eropa melawan Liverpool, wajahnya yang tampan harus ternoda dengan derai air mata. Sebenarnya Kaka tampil sangat baik. Ia menciptakan dua assist yang membawa Milan unggul 3-0 di babak pertama. Sayang, Liverpool bisa menyamakan skor dan bahkan memenangkan laga melalui adu penalti.

Seluruh skuat AC Milan, termasuk dirinya harus menahan amarah dan malu ketika dikalahkan secara "tidak wajar" oleh tim yang berasal dari tanah Britania.

Skuat AC Milan harus tertunduk setelah kalah dalam laga dramatis melawan Liverpool di Final Liga Champions 2005. (Sumber foto: Sportbible)
Skuat AC Milan harus tertunduk setelah kalah dalam laga dramatis melawan Liverpool di Final Liga Champions 2005. (Sumber foto: Sportbible)
Namun begitu, Kaka adalah seorang seniman yang menggambar sebuah karya di atas imajinasinya, permainan briliannya tampak semakin jelas di depan mata.

Dengan tekad dan semangat untuk bisa bangkit, Kaka bergegas menyiapkan sebuah pena, dan siap mengukir kenyataan yang diinginkan hati. Konsep kebahagiaan yang sudah tertanam di hatinya sukses membentuk sebuah karya yang akhirnya membuat para penikmat sepak bola mengakui kehebatannya.

Tahun 2007 Kaka mencapai puncak karier dan benar-benar menjadi idola. Barangkali itu akan selalu menjadi musim terbaiknya apabila dikenang.

Meski tidak mampu membawa Milan menjuarai Serie A, Kaka sukses mengantar tim berjuluk il Diavolo Roso menuju tangga juara Eropa yang ke-7 kalinya, di mana hingga hari ini belum mampu diraih lagi oleh klub (bahkan sekedar masuk zona Champions di peringkat akhir liga pun sulit).

Trofi Liga Champions Eropa menjadi panggung yang sempurna bagi Kaka. Berkat turnamen terbaik seantero Eropa itu, dia berhasil memperoleh gelar Ballon D'or, serta mengantar Milan meraih gelar Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub.

Berkat kecerdasannya dalam menciptakan karya, dia begitu dicintai seorang pria di daratan Spanyol, Florentino Perez. Pemilik Real Madrid yang sedang gencar membangun Los Galacticos Jilid II, tidak lupa membawa Kaka sebagai pemain istimewa yang diharapkan menjadi idola di tanah ibu kota.

Ambisi Florentino Perez (belakang) membawa Kaka tertarik bergabung dengan Real Madrid pada 2009 (Denis Doyle/Getty Images via detik.com)
Ambisi Florentino Perez (belakang) membawa Kaka tertarik bergabung dengan Real Madrid pada 2009 (Denis Doyle/Getty Images via detik.com)
Pada tanggal 3 Juni 2009, Perez resmi menebus Kaka senilai 68 juta euro, atau setara 1,1 triliun rupiah kepada Milan. Kaka diresmikan kepada publik Bernabeu pada 30 Juni 2009, dan melakukan debut tidak resminya pada tanggal 7 Agustus 2009 dalam kemenangan 5-1 melawan Toronto FC di laga persahabatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun