Mohon tunggu...
Axel Jhon Calfari
Axel Jhon Calfari Mohon Tunggu... Penerjemah - Ilmu Politik 2019, Universitas Brawijaya.

Kekirian, pembelajar, dan semoga tidak cepat pintar. Selamat/suksma/Sukses.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Analisis Nasib Imigran dan Manuver Politik Donald Trump dalam Penanganan Virus Corona

8 Mei 2020   19:49 Diperbarui: 8 Mei 2020   20:06 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Cara Trump dalam menaungi pemerintahan dapat disambungkan dengan tesis dasar yang terdapat dalam Il Principe. Yang dimana dalam dunia politik, segala cara dapat digunakan untuk mencapai tujuan. Sebuah stabilitas akan tercipta, apabila adanya kekuasaan yang kuat. Serta kekuasaan mampu bertahan, jika penguasa bisa menggunakan segala hal untuk mempertahankannya. Terutama dalam menciptakan rasa takut dan cinta terhadap rakyatnya. 

Penguasa ideal yang digambarkan dalam buku tersebut menggambarkan bahwa penguasa yang ideal adalah yang mampu untuk memadu kedua sifat dasar tersebut. Dalam realita, dua sifat tersebut sulit dipadukan. Sehingga jika harus memilih dari kedua hal tersebut, maka lebih baik menjadi penguasa yang ditakuti daripada dicintai (since love and fear can hardly exist together, if we must choose between them, is safer to be feared than loved).[15]

Politik ketakutan atau politics of fear adalah sebuah strategi politik Donald Trump dalam menghadapi Hillary Clinton dalam Pemilihan Presiden Amerika 2016. Pengamat politik The Atlantic Molly Ball, menilai Trump berupaya meningkatkan ketakutan orang-orang Amerika terhadap terorisme dan kriminalitas.[16]

Pada 2016. Trump menyampaikan pidato tentang imigrasi yang menggambarkan orang luar sebagai ancaman yang menakutkan. "Tak terhitung banyaknya nyawa orang Amerika yang tidak bersalah telah melayang karena para politisi kita telah gagal dalam tugas mereka untuk mengamankan perbatasan kita," katanya. Pidato penerimaannya di Konvensi Nasional Partai Republik juga menjelaskan sejauh mana pesannya berkisar pada rasa takut.[17] 

Pidato Donald Trump yang sering membawa isu-isu sensitif dan selalu menggiring opini yang tidak segan-segan secara eksplisit menyerang lawan bicaranya, mengatakan bahwa Muslim ada teroris merupakan cara agar menakutkan rakyat AS sehingga menimbulkan kecemasan. Ketika masyarakat semakin cemas, maka Trump seakan-akan hadir sebagai solusi dari segala permasalahan tersebut. Strategi ini dipakai Trump untuk menarik hati rakyat Amerika Serikat.

Cara Trump dalam memainkan politik identitas juga kerap dilakukan, dalam beberapa kali pidatonya selalu membawa narasi yang menghina orang-orang Meksiko sebagai pemerkosa, pengedar narkoba, penjahat, dan sebagainya. Melalui cara ini Trump mendapatkan pengikut konservatif setianya yang militan dengan Trump. Hingga Presiden Trump mampu untuk memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada tahun 2016 walaupun masih menimbulkan pro-kontra hingga sekarang.

Akhir kata semoga Virus Corona menjadi refleksi utama para penguasa di dunia atas cara-cara politik mereka yang mementingkan elektoral ditengah-tengah pandemi dibandingkan kemanusiaan. Blunder Trump sebagai pemimpin yang dengan tegas mendukung aksi anti-lockdown, mulai melonggarkan untuk work from home tanpa mempertimbangkan ahli kesehatan, serta narasi-narasi diskriminatif dan mengutamakan kepentingan ekonomi diatas kemanusiaan.

[Untuk daftar pustaka hubungi penulis, tidak disematkan demi kenyamanan membaca]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun