Mohon tunggu...
Axel Hans
Axel Hans Mohon Tunggu... Freelancer - IG: axel.hansk

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Avatar The Way of Water (2022): CGI Luar Biasa dengan Cerita yang Biasa

23 Desember 2022   11:38 Diperbarui: 23 Desember 2022   11:47 3932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film kedua dari Avatar yang baru saja tayang, Sumber: GenSINDO

Sinopsis

Setelah film pertama yang rilis pada tahun 2009, James Cameron sebagai sutradara mengeluarkan film kedua dari Avatar dengan judul Avatar The Way of Water. 

Pada film kedua ini cerita lebih berfokus kepada Jake Sully yang sekarang sudah memiliki keluarga setelah dia menetap di kaum Na'vi. Setelah kehidupan yang damai singkat cerita manusia bumi kembali ke Pandora setelah mengalami kekalahan di film Avatar yang pertama. 

Kembalinya manusia di planet tersebut juga membuat perang kembali terjadi antara bangsa Na'vi yang dipimpin oleh Jack Sully dan bangsa manusia dipimpin oleh avatar yang DNA-nya diambil dari musuh Jack yaitu Miles Quarich yang dibunuh oleh istri dari Jack Sully.

Singkat cerita Quarich dalam bentuk avatarnya sudah mengetahui penyebab dia tewas di film yang pertama dan memiliki keinginan untuk membalaskan dendamnya kepada Jack Sully dan keluarga. 

Hal itulah yang membuat Jack dan seluruh keluarganya pergi ke suku air untuk melindungi suku hutan dari sebuah perang. Saksikan seluruh ceritanya di film Avatar The Way of Water di bioskop kesayangan kalian.

Terinspirasi dari Indonesia

Suku air dalam film Avatar The Way of Water, Sumber: CNN Indonesia
Suku air dalam film Avatar The Way of Water, Sumber: CNN Indonesia
Pada film kedua Avatar ini kita diperkenalkan dengan sebuah suku baru dari bangsa Na'vi . Suku tersebut adalah suku air yang belum ditunjukan di film avatar pertama. 

Pada film kedua ini mayoritas adegan akan terjadi di daerah suku air yang memiliki keindahan yang luar biasa yang diperlihatkan di sepanjang film. Ternyata dalam sebuah wawancara bersama National Geographic James Cameron menjelaskan bahwa dalam membuat budaya dan lingkungan di suku air ia melakukan riset kepada budaya yang berhubungan dengan lautan. 

James Cameron juga menjelaskan mengenai sebuah suku yang ada di Indonesia dalam melakukan risetnya, dia menjelasan bahwa ada sebuah suku di Indonesia yang hidup di atas rakit dan tinggal di rumah panggung. Hal itulah yang menjadi salah satu inspirasi dalam film The Way of Water. 

Kelebihan

Sekarang kita akan membahas mengenai kelebihan yang ada di film kedua dari Avatar ini. Pertama tanpa diragukan lagi adalah efek visual yang ditampilkan di dalam film ini. 

Pada sepanjang film kita diperlihatkan efek visual dari CGI yang memanjakan mata. Hal tersebut lebih terlihat saat kebanyakan adegan berada di lingkungan suku air di mana keindahan tersebut juag membantu penonton menjadi lebih mengenal lingkungan suku air dengan binatang binatang lautan dan beberapa tumbuhan air. 

Selain efek CGI yang luar biasa, scoring atau musik di dalam film ini juga membantu film ini menjadi lebih berkesan dan membantu penonton untuk lebih merasakan suasana yang ada di dalam film. 

Kelebihan selanjutnya di film Avatar The Way of Water adalah kemampuan film ini menyampaikan ketegangan dan keseruan ketika sedang ada adegan pertarungan yang terjadi. Film ini berhasil membuat penonton seperti menahan nafasnya ketika adegan menegangkan sedang terjadi  di dalam film. 

Kelebihan terakhir yang paling terasa di dalam film ini adalah Avatar The Way of Water mampu memperkenalkan dunia dari suku air dengan sangat baik dan hal itu ditunjukan mulai dari perkenalan dari tokoh kunci yang ada di dalam suku tersebut, binatang yang menjadi transportasi bagi suku air, hingga tumbuhan yang di sakralkan oleh suku air. Semua diperkenalkan dengan cukup baik di film ini. 

Kekurangan

Kekurangan di dalam film ini justru terlihat dari peran antagonis yang sebenarnya tidak meninggalkan kesan sama sekali. Seperti yang sudah dijelaksan bahwa karakter antagonis ini pada dasarnya sama dengan film pertama Avatar sehingga tidak ada kesan spesial ketika peran tersembut kembali di dalam film kedua. 

Seharusnya mungkin bisa lebih dijelaskan mengenai sedikit latar belakang dari karakter Quarich sehingga penonton dapat memiliki ikatan dengan karakter tersebut. 

Selain itu Quarich di sini terlihat lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan Na'vi jika dibandingan dengan Jack dengan avatarnya di film yang pertama. 

Karakter Quarich di film kedua ini juga terlihat setengah setengah dimana beberapa kali seharusnya dia bisa menjadi sosok yang jahat namun justru hal tersebut tidak ditunjukan hingga yang muncul adalah tokoh dengan karakter jahat yang setengah setengah.  

Kekurangan selanjutnya adalah durasi dari film Avatar ini seharunya bisa tidak sepanjang ini. Pada bagian akhir ada beberapa adegan yang terkesan hanya memanjang manjangkan waktu dan berasa tidak penting dengan jalannya keseluruhan cerita.  

Contohnya adalah adegan keluarga Sully Tenggelam yang tidak ada tujuan khusus di dalam adegan yang cukup lama tersebut. Selain itu di akhir film suku air tidak terlihat sama sekali dan tidak terlihat adanya usaha menyelamatkan Sully ketika kapal tenggelam.

Kesimpulannya film Avatar The Way of Water yang memiliki durasi yang panjang berhasil menampilkan efek CGI yang idnah di mata penonton. Selain itu film ini juga berhasil menyampaikan ketegangan beberapa adegan yang ada di film dengan sangat baik dan tentunya hal itu dibantu oleh scoring yang cukup baik. 

Sayangnya tokoh antagonis di film kedua ini justru semakin terasa lemah dari segi karakter dan tujuan, selain itu beberapa adegan terakhir terasa seperti berputar putar saja dan hanya menambah panjang durasi. Bagi kalian yang sudah menonton, bagaimana pendapat kalian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun