Mohon tunggu...
Axel Hans
Axel Hans Mohon Tunggu... Freelancer - IG: axel.hansk

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Garuda di Dadaku: Sebuah Cerita Sepakbola Sederhana dan Menarik

11 Oktober 2022   20:33 Diperbarui: 11 Oktober 2022   20:35 6257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Garuda di Dadaku yang tayang pada tahun 2009, Sumber: TribunnewsWiki

Sinopsis

Sebuah film Indonesia yang sudah rilis pada tahun 2009 yang lalu dan masih sangat dapat dinikmati hingga sekarang. Film ini berjudul Garuda di Dadaku karya dari sutradara Ifa Isfansyah dan ditulis oleh Salman Aristo. Film ini juga dibintangi oleh Emir Mahira (Bayu), Aldo Tansani (Heri), Maudy Koesnaedi (Wahyuni/Ibu Bayu), Ramzi (Mang Dulloh), Ikranagara (Kakek Bayu). 

Cerita di film ini berfokus kepada sosok bayu yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Bayu sangat menyukai sepakbola dan memiliki bakat dalam bermain bola. Sayangnya kemampuan dia dalam bermain bola tidak mendapatkan dukungan penuh dari kakeknya yang tidak suka jika cucunya berhubungan dunia sepakbola. Semua itu terjadi karena kakeknya melihat sosok ayah Bayu yang gagal karena sepakbola. Kakek Bayu berusaha memaksa bayu untuk mengembangkan bakatnya di bidang lain seperti seni, musik, dan akademik. 

Suatu saat Bayu bersama temannya Heri bertemu dengan seolah pelatih SSB Arsenal yang tidak sengaja melihat bakat Bayu dan menawarkan Bayu untuk bergabung. Mulai saat itu pertualangan Bayu dan Heri dimulai untuk membuat Bayu diterima masuk seleksi beasiswa dan Timnas Indonesia U-13 tanpa diketahui oleh kakeknya. Selengkapnya kalian bisa menonton film Garuda di Dadaku secara resmi di layanan streaming Disney Plus Hotstar

Soundtrack legendaris


Film ini juga memempunyai suatu hal yang sangat spesial dan sangat legendari. Film Garuda di Dadaku memiliki sebuah soundtrack yang beberapa kali diputar sepanjang film ini berjalan. Soundtrack ini memiliki judul yang sama yaitu Garuda di Dadaku yang dibawakan oleh grup band Netral. Soundtrack dari film ini sangat cocok dan sesuai sehingga ketika lagu Garuda di Dadaku diputar penonton akan ikut bersemangat. Juga ketika lagu ini diputar rasa nasionalisme kita terhadap sepakbola Indonesia juga akan muncul. Uniknya lagu ini sekarang sering sekali terdengar jika Timnas Indonesia kita bermain. Bisa dikatakan sampai kapanpun lagu ini tidak akan dimakan oleh zaman.

Kelebihan


Kelebihan yang paling terlihat ketika menonton film Garuda di Dadaku adalah premis dan alur cerita yang sangat sederhana tapi sangat bisa dinikmati dalam melihat film ini. Cerita dari film ini benar benar sangat sederhana mengenai seorang anak yang mengejar cita citanya dan seperti biasa dalam mengejar cita citanya tedapat beberapa hambatan. 

Cerita yang sederhana tersebut mampu dieksekusi dengan baik sehingga ketika film ini selesai semua cerita yang disampaikan sangatlah berkesan dan akan dengan mudah untuk diingat. Selain itu pemilihan pemeran utama yang memberikan penampilan luar biasa, ketika melihat film ini dapat dilihat bahwa karakter Bayu adalah seorang anak yang benar benar mencintai sepakbola dan benar benar berbakat bermain sepakbola. Hal itu dapat disampaikan dengan baik oleh Emir Mahira yang memerankan karakter Bayu. 

Selain itu aktor senior Ikranagara juga memberikan penampilan yang luar biasa dalam memerankan sosok Kakek Bayu yang keras kepala dan terlihat sekali membenci sepakbola. Kelebihan selanjutnya adalah dari awal hingga akhir film bisa dikatakan tidak membosankan karena penonton bisa dibuat penasaran dengan bagaimana akhir dari film ini mengenai apakah Bayu dapat meraih cita citanya walaupun dilarang oleh kakeknya. 

Kekurangan

Kekurangan dari film Garuda di Dadaku setelah diperhatikan adalah kurangnya karakter yang bersosialisasi dengan Bayu di sekolah sepakbola. Hanya terdapat satu karakter yang bisa dikatakan antagonis di SSB tersebut namun juga terlalu dieksplor lagi. Mungkin suasana sekolah sepakbola bisa menjadi lebih berkesan jika ada karakter pendukung yang sering berinteraksi dengan Bayu di SSB tersebut. 

Selain itu akhir film dari Garuda di Dadaku secara pribadi bisa lebih baik lagi. Peringatan spoiler terlebih dahulu, diperlihatkan bahwa di akhir film Bayu berhasil masuk ke Timnas U-13 dan adegan langsung berpindah ke pertandingan Indonesia melawan Jepang dan setelah itu film selesai. Mungkin penonton akan lebih puas jika ending di film itu diperlihatkan aksi bayu ketika membela Timnas Indonesia U-13 untuk pertama kalinya.

Kesimpulannya film Garuda di Dadaku walaupun sudah dirilis dari tahun 2009 ternyata masih sangat bisa dinikmati hingga sekarang. Apalagi jika anda merupakan orang yang menyukai sepakbola, film ini akan menyajikan cerita sederhana tapi sangat menarik untuk ditonton. Selain itu kalian juga akan disajikan akting yang meyakinkan dari para pemain utama di film ini. Sayangnya masih ada beberapa bagian yang sebenarnya masih bisa dieksplor lagi dan ending yang seharusnya masih bisa lebih memuaskan lagi. Namun dua hal itu tidak membuat film ini menjadi tidak layak untuk ditonton. Bagaima tanggapan kalian yang sudah menonton film ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun