Rehat dulu, yuk.
Apa sih yang sedang dicari?
Apa sih yang sedang dikejar?
Kekayaan tak abadi, harta tak di bawa mati.
Kecantikan akan pudar, ketampanan tak selalu jadi incaran.
Pangkat tak selamanya membawa martabat, justru sering kali membuat tersesat.
Jadi, buat apa terus berlari?
Rehat dulu lah, sebentar.
Berlari tanpa henti justru akan mengurangi produktivitas. Terus-terusan bekerja justru membuat konsentrasi dan fokus kita menurun. Akhirnya, alih-alih cepat selesai justru membutuhkan banyak waktu.
Bekerja tanpa henti juga berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik. Bekerja secara berlebihan menyebabkan ketegangan otot yang berkepanjangan, mempengaruhi sistem saraf otonom bahkan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Akhirnya muncul resiko gangguan tidur, gangguan kecemasan, depresi, atau penyakit lainnya.
Rehat dulu ya, bukan rehat terus.
Rehat tak seharusnya memakan banyak waktu. Lima sampai lima belas menit cukup dilakukan di sela-sela pekerjaan. Meditasi sebentar, peregangan tubuh, jalan-jalan singkat, mengobrol ringan atau mendengarkan musik bisa dilakukan.
Rehat sebentar, ada manfaatnya?
Jangan salah, rehat di sela-sela pekerjaan itu bisa mengembalikan energi tubuh. Mood juga membaik dan menyegarkan pikiran. Pikiran segar, otak dapat berpikir lancar.
Rehat sebentar ya, jangan kelamaan.
"Ngantuk nih, nonton film dulu lah", kata pekerja nan jauh disana yang berakhir tidak dapat menyelesaikan tugasnya di jam kantor. Alhasil dia harus lembur untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda.
Itulah contoh rehat yang berlebihan. Bukannya produktif justru menambah masalah baru. Waktu yang seharusnya digunakan istirahat malah digunakan untuk mengganti waktu yang dibuang cuma-cuma.
Jadi, semua harus diatur ya. Jangan bekerja terus-terusan, tapi jangan juga rehat kelamaan.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H