Kandang Punokawan Farm terletak persis di belakang rumah Erdi. Punokawan Farm memiliki dua kandang, kecil dan besar. Kedua kandang ini dibangun oleh Erdi secara langsung tanpa menyewa bantuan ahli bangunan atau kuli bangunan. Kandang yang besar dan berisikan kambing betina dan cempe dibangun Erdi dengan bantuan ayahnya. Sedangkan kandang yang kecil dan berisikan dua ekor pejantan ini dibangun murni dengan usaha Erdi tanpa bantuan siapapun. Kedua kandang ini merogoh uang sebesar 5 juta rupiah, jika menyewa tenaga lain mungkin bisa merogoh harga dua kali lipatnya.
Tidak hanya membangun kandangnya sendiri, Erdi melakukan setiap teknis kegiatan peternakan sendiri. "Peternakan ini belum menghasilkan secara bulanan jadinya aku belum berani mempekerjakan karyawan, kalau ada yang mau bagi hasil setiap jual kambing aku baru berani mempekerjakan karyawan", ujar Erdi. "Aku udah berkali-kali bantuin kambingku lahiran, aku tuh sekarang udah jadi bidan", ucap Erdi. Selain membantu kambing-kambing betinanya melahirkan ia juga mengumpulkan rumput tinggi untuk pakan kambingnya sendiri. Meskipun begitu ayah Erdi terkadang ikut membantu mengecek peternakan dan perkebunan mereka ketika waktunya sedang senggang.Â
Motivasi Dibentuknya Punokawan Farm
Erdi memulai peternakan ini karena motivasi yang cukup sederhana yaitu karena ia ingin kaya. Ia ingin memiliki aset yang akan bisa ia kembangkan dan miliki untuk seterusnya. "Kalau ini udah paling enggak seratus ekor kambing kan bisa penghasilan bersih mungkin 50 juta per tahun, itu bisa buat nikah dan punya anak," ucap Erdi.
Selain itu ia juga memiliki tujuan mulia dengan kekayaannya yang ia dapatkan. "Aku tuh kadang lihat orang tua di jalanan masih kerja, masih jualan. Aku mau bantu mereka tapi aku juga sadar aku belum punya apa-apaapa-apa," ujar Erdi. Ia mempunyai angan-angan untuk membangun panti asuhan dan bisa membantu memberikan lapangan pekerjaan. Tentu saja semua tujuan itu ia rasa bisa dicapai dengan Punokawan Farm yang ia bangun itu.
Erdi membangun peternakan kambing karena ia merasa usaha pangan seperti daging kambing tidak akan pernah menghilang. "Orang-orang pasti butuh makanan kan? Beras itu usaha pertama yang nggak akan pernah hilang. Tapi orang mana mungkin makan cuma pake nasi. Makanya itu usaha peternakan kambing ini enggak akan pernah pudar dan menghilang," ucap Erdi.
Rutinitas Harian Erdi
Erdi memulai harinya dengan sholat subuh terlebih dahulu. Setelah itu terkadang ia melakukan lari jogging pagi di Imogiri dan sekitarnya. Pulang dari lari jogging ia pun mengombor pakan untuk kambing-kambingnya. Setelah itu ia menengok kebunnya yang ada di atas bukit dekat rumahnya. Ia menanam berbagai macam sayuran di kebun milik keluarganya itu seperti timun, sawi, tomat, dan sebagainya. "Hasil dari kebun dijual, lumayan lah buat tambah-tambah hidup", ucap Erdi.
Pada siang hari ia menyibukkan diri untuk merapikan rumah atau bersantai. Lalu ia kembali lagi mengombor pakan konsentrasi untuk kambing-kambingnya. Setelah waktu ashar ia pergi ke tanah milik simbahnya untuk 'ngarit'. Kegiatan 'ngarit' adalah kegiatan memotong rumput tinggi di lahan kosong untuk mendapatkan pakan kambing atau sapi yang murah. Menginjaki waktu maghrib ia pulang membawa 'suket' yang telah ia kumpulkan. Malam harinya ia sekali lagi memberi makan hewan ternaknya dengan rumput yang ia kumpulkan di waktu sore.
Harapan dan Cita-cita Erdi