Mohon tunggu...
Axel Rizqya Yusuf Brahmana
Axel Rizqya Yusuf Brahmana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 23107030049

Lil bit autistic

Selanjutnya

Tutup

Games Pilihan

Assassin's Creed Shadows: Mengapa Yasuke Memicu Kemarahan Fans Setia?

17 Juni 2024   07:42 Diperbarui: 17 Juni 2024   07:51 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dunia video game, seri Assassin's Creed telah menjadi salah satu franchise yang paling dicintai dan dikenang. Dengan setiap rilis, Ubisoft, sebagai pengembang, selalu berhasil menciptakan pengalaman yang mendalam dan memikat bagi para pemainnya. Namun, dengan pengumuman terbaru mengenai Assassin's Creed Shadows yang akan menampilkan Yasuke sebagai protagonis utama, reaksi dari komunitas gamers dan netizen ternyata tidak sepenuhnya positif.

Yasuke: Pilihan Protagonis yang Kontroversial

Yasuke, seorang samurai asal Afrika yang hidup di Jepang pada abad ke-16, adalah tokoh sejarah yang menarik. Namun, keputusan untuk menjadikannya sebagai karakter utama dalam game baru ini memicu banyak perdebatan dan kontroversi. Banyak gamers dan penggemar setia Assassin's Creed merespons dengan kemarahan dan kekecewaan di media sosial dan forum-forum diskusi game.

Salah satu alasan utama ketidakpuasan ini adalah karena perubahan besar dalam setting dan karakter yang mereka anggap terlalu drastis. Setelah sebelumnya berfokus pada sejarah Eropa dan Timur Tengah, pergeseran ke Jepang dengan protagonis yang tidak konvensional bagi sejarah Jepang, Yasuke, dianggap oleh beberapa fans sebagai langkah yang terlalu berani dan tidak sesuai dengan harapan mereka.

Perbandingan dengan Trilogi Ezio

Untuk memahami kemarahan ini, kita perlu melihat ke belakang, ke masa di mana Assassin's Creed menikmati puncak popularitasnya dengan trilogi Ezio. Trilogi ini, yang terdiri dari "Assassin's Creed II," "Assassin's Creed Brotherhood," dan "Assassin's Creed Revelations," menampilkan Ezio Auditore da Firenze, seorang bangsawan Italia yang berubah menjadi Assassin setelah keluarganya dihianati.

Ezio adalah salah satu karakter yang paling dicintai dalam sejarah game, berkat perkembangan karakternya yang mendalam dan narasi yang emosional. Latar belakang Italia Renaisans yang kaya dengan budaya dan sejarah juga memberikan pengalaman visual dan naratif yang menakjubkan bagi para pemain.

Keberhasilan trilogi Ezio sebagian besar disebabkan oleh karakter yang mudah disukai dan relatable serta latar historis yang familiar dan menarik. Penggemar merasa terhubung dengan perjalanan hidup Ezio, mulai dari pemuda impulsif hingga menjadi Assassin yang bijaksana. Kontras ini menjadi titik krusial dalam membandingkan dengan Yasuke, di mana banyak pemain merasa kurang familiar dengan latar belakang sejarah dan budaya Yasuke, sehingga kurang terhubung dengan karakter tersebut.

Argumen Netizen

Beberapa netizen berpendapat bahwa Ubisoft terlalu berfokus pada diversifikasi dan inklusivitas tanpa mempertimbangkan preferensi mayoritas penggemar setia mereka. Meskipun penting untuk mendiversifikasi protagonis dalam game agar mencerminkan keragaman dunia nyata, beberapa fans merasa bahwa Yasuke mungkin bukan pilihan yang tepat untuk Assassin's Creed, yang telah membangun identitas kuat melalui karakter-karakter seperti Altair dan Ezio.

Namun, ada juga kelompok yang mendukung keputusan ini, menilai bahwa Assassin's Creed Shadows menawarkan peluang untuk mengeksplorasi sejarah yang kurang dikenal dan memberikan representasi yang lebih luas dalam dunia game. Mereka berpendapat bahwa Yasuke sebagai protagonis membawa kesegaran dan keunikan yang berbeda, yang pada akhirnya bisa memperkaya pengalaman bermain.

Tantangan bagi Ubisoft

Reaksi beragam terhadap Assassin's Creed Shadows menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh Ubisoft dalam menciptakan game yang bisa memuaskan beragam keinginan penggemar mereka. Mereka harus menyeimbangkan antara menjaga elemen-elemen yang telah menjadi favorit lama dengan memperkenalkan inovasi dan perubahan yang diperlukan untuk menjaga seri ini tetap relevan dan menarik.

Menghadirkan Yasuke sebagai protagonis bisa dilihat sebagai langkah berani untuk mengubah narasi dan memperluas horizon game ini. Namun, Ubisoft perlu memastikan bahwa eksekusi dari ide ini dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan detail yang dapat membuat pemain merasa terhubung dan menghargai sejarah yang ditampilkan.

Respon negatif terhadap Yasuke sebagai protagonis dalam Assassin's Creed Shadows dibandingkan dengan cinta terhadap trilogi Ezio menunjukkan betapa emosionalnya hubungan gamers dengan karakter dan cerita yang mereka mainkan. Meskipun perubahan dan diversifikasi adalah bagian penting dari evolusi dalam industri game, kunci keberhasilan terletak pada bagaimana perubahan tersebut diintegrasikan dengan cerita yang kuat dan karakter yang dapat menginspirasi dan menghibur.

Keputusan Ubisoft untuk memperkenalkan Yasuke bisa jadi adalah langkah awal dari perjalanan baru yang penuh tantangan dan peluang. Bagaimana respons selanjutnya dari para penggemar setelah merasakan langsung gameplay dan narasi dari Assassin's Creed Shadows akan menentukan apakah langkah ini menjadi kesuksesan besar atau pelajaran berharga bagi masa depan seri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun