Ada cerita sejarah yang mendalam pada monumen Tugu Perang Dunia II yang terletak di Jalan Sarapung Lingkungan 2, Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang, Kota Manado. Lokasi monumen itu bersebelahan dengan Gereja GMIM Sentrum Manado. Juga monumen Tugu didirikan berada di pusat kota Manado, yaitu di sebelah utara berbatasan dengan jalan sudirman, sebelah selatan berbatasan dengan Rumah Makan KFC, sebelah timur berbatasan dengan Pastori dan Lorong, sebelah barat berbatasan dengan Jalan Sarapun
Mengenal Tugu Perang Dunia II Di Kota Manado itu artinya kita akan mengingat kembali sejarah tentang peristiwa-peristiwa pada Perang Dunia II atau siapa kah mereka yang aktif hingga berlangsunya perang dunia II. Namun, menurut hemat penulis bahwa yang dimaksud dengan siapa mereka itu ialah pihak Sekutu dan pihak Jepang. Dibatasi pada kedua pihak itu karena pada kali ini kita akan mengenal Tugu Perang Dunia II di Kota Manado, Sulawesi Utara.
Peristiwa Peristiwa Perang Dunia II yang diawali dengan kedatangan dua negara tetangga yaitu Jepang dan Sekutu pada tanggal 11 januari 1942 di Manado dimana kedua Negara yaitu Jepang dan Sekutu bukan membawa keuntungan untuk kemajuan bagi Manado maupun rakyat Manado, justru membawa kerugian bagi Manado maupun rakyat Manado.
Dimana pada akhir Pebruari 1942 angkatan laut Jepang sudah bisa menguasai sebagian wilayah Indonesia Timur ini. Dengan melihat kesuksesan yang diraih oleh Jepang, membuat pasukan Sekutu menjadi iri. Sehingga pada agustus 1944 sampai Agustus 1945 pasukan tentara Sekutu melakukan perlawanan balik terhadap tentara Jepang dengan membom setiap daerah yang telah dikuasi oleh tentara Jepang.
Melihat kejadian ini tentu ada persaingan diantara kedua pihak (sekutu dan Jepang) hingga terjadi saling iri seperti pada kebanyakan contoh sejarah yang tertulis pada buku-buku yang ujung-ujungnya bukan membawa kesejahteraan rakyat di suatu daerah justru menerima dampak kehancuran dari penguasa di daerah tertentu ini.
Maka dari itu untuk mengenang dan menghargai para korban perang dunia ke-2. Sehingga pada tahun 1946 dibangun monumen korban perang dunia ke-2 yang didirikan oleh sekutu/NICA ditengah-tengah puing dan kehancuran Manado.
NICA atau disebut dengan Nederlandsch Indi Civiele Administratie atau Netherlands-Indies Civiele Administration (Pemerintahan Sipil Hindia Belanda) yang merupakan organisasi semi militer yang dibentuk pada 3 April 1944 yang bertugas mengembalikan pemerintahan sipil dan hukum pemerintah kolonial Hindia Belanda selepas kapitulasi pasukan pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda (sekarang Indonesia) seusai Perang Dunia II (1939 - 1945).
Untuk mengenang para Pahlawan Indonesia maupun Sekutu maka dibangunlah Tugu ini. Sungguh banyak kenangan yang tersimpan sampai terbentuknya monumen Tugu ini, bisa dilihat dari arsitekturnya, lokasinya, dan berbagai peristiwa penting lainnya. Dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pembangunan Tugu Perang Dunia II yaitu bahan-bahan relief berupa pakaian dan obat-obatan serta 300 zak semen impor.
Dan lokasi yang dipilih ialah halaman Gereja Sentrum yang menurut kadaster adalah milik negara. Namun sangat disayangkan pembangunan Tugu Perang Dunia II tidak dapat diselesaikan karena pada waktu itu Sekutu sedang berperang dengan Belanda (Perang Kemerdekaan).
Peristiwa penting lainnya yang terjadi yaitu; Kunjungan Pangeran dan Ratu Belanda, Pangeran Bernhard dan Ratu Juliana Pada tahun 1980, Pemerintah dan Tugu Perang Dunia II di Sulawesi Utara mendapat perhatian khusus dari pemerintah Belanda. Pangeran Bernhard dan Ratu Juliana dalam kunjungan kenegaraan ini memberikan bantuan dan melihat secara langsung tanah Minahasa yang merupakan bekas jajahannya.
Serta melihat langsung saksi sejarah Tugu Perang Dunia II yang berarsitektur Kolonial, sebagai salah satu bangunan bersejarah yang dibangun oleh Sekutu. Dan kunjungan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhamad datang ke Manado untuk melihat langsung Tugu Perang Dunia II. Ia sangat mengagumi Tugu Perang Dunia II.