Sebagai pemain sepak bola, kondisi kesehatan prima adalah nomor satu yang diutamakan. Berbagai macam penyakit ringan seperti flu, pusing, diare, hingga demam bahkan bisa menyerang pemain sepak bola. Bahkan bisa menyebabkan absen dalam suatu pertandingan.Â
Menderita penyakit tidak menyebabkan semua pemain akan mau absen, misalnya David De Gea yang merupakan kiper Manchester United yang ternyata menderita rabun jauh tapi bisa tampil prima dibawah gawang bahkan tak tergantikan posisinya.
Sebagai fans sepak bola dan khususnya klub  Manchester United (MU), ada satu pemain lagi yang mencuri perhatian saya. Dia adalah Christian Eriksen, gelandang Manchester United yang sempat collaps karena penyakit jantung.
Nama Christian Eriksen sudah tidak asing di telinga penggemar sepak bola seluruh dunia, khususnya penggemar Manchester United. Eriksen sudah malang melintang berkarir di sepak bola, mulai dari Ajax Amsterdam, Tottenham Hotspurs, Inter Milan, Brentford, dan kini membela Manchester United. Pemain asal Denmark yang kini berusia 30 tahun tersebut sempat mengalami colaps di tengah pertandingan fase grup EURO 2020 melawan Finlandia.
Tragedi tersebut tidak hanya menyebabkan duka untuk Eriksen, keluarga, dan timnas Denmark, melainkan seluruh pecinta sepak bola. Tapi sigapnya petugas di lapangan membuat nyawa Eriksen terselamtakan meski sempat dinyatakan meninggal beberapa detik. Setelah perhelatan EURO 2020, Eriksen yang waktu itu masih membela Inter Milan dan setelah meraih tropi scudetto, terpaksa harus dipasang alat ICD setelah operasi, dan harus meninggalkan Inter Milan karena regulasi  Serie A yang melarang penggunaan ICD. Selang sembilan bulan akhirnya Eriksen pindah ke Klub EPL, Brentford.
Tekad Eriksen untuk terus bermain sepak bola  patut dikagumi. Apresiasi juga untuk Brentford yang menerima Eriksen dan mengembalikan performanya. Brentford yang kala itu banyak dihuni pemain dan pelatih asal Denmark (Thomas Frank) juga adalah faktor lain Eriksen mudah beradaptasi lagi dengan klub.
Musim ini Eriksen bermain untuk Manchester United (MU) secara free transfer. Eriksen yang berposisi asli attacking midfielder (gelandang serang) kini di plot pelatih MU, Erik Ten Hag, sebagai double pivot bersama Casemiro yang lebih jago bertahan, sehingga Eriksen bisa leluasa melakukan playmaking di tengah lapangan untuk mengalirkan bola kepada Bruno Fernandes sebagai gelandang serang dan menkonversikannya menjadi serangan mematikan.Â
Musim ini Eriksen telah bermain sebanyak 13 kali di EPL dan selalu starter dan sekali saja menjadi pengganti. Seakan tidak menunjukkan kalau dirinya memiliki penyakit jantung, Eriksen cukup bisa diandalkan di lini tengah MU dengan permainan maksimalnya. Statistik menunjukkan Eriksen musim ini telah mencetak 1 gol dan 4 assist di EPL, dan yang  terakhir kali Eriksen turut membantu kemenangan MU atas Fulham (14/11) dengan mencatatkan 1 gol dan 1 assist untuk wonderkid Alejandro Garnacho di menit akhir pertandingan.  Dilansir dari ai score dan whoscored.com , Eriksen mencatatkan 82% umpan sukses, 1,5 tendangan per game, 1 kartu kuning, 20,5% umpang silang akurat, 1,4 keypass per game, dan 50% longball akurat per game. Total bermain 1.048 menit sudah merupakan pencapaian luar biasa untuk penderita penyakit jantung.
Sosok Eriksen ini mengingatkan saya dengan Jun Misugi, karakter anime masa kecil kesukaan, Captain Tsubasa. Jun Misugi kerpa dianggap sebagai sosok jenius dalam sepakbola dengan strategi dan kepemimpinan yang dimilikinya. Bahkan dia dianggap lebih hebat daripada Ozora Tsubasa sebagai tokoh utama dalam cerita. Tapi sayangnya Misugi menderita penyakit jantung sejak lahir dan kerap jatuh saat bermain di lapangan. Salah satu keunggulan Misugi adalah mengatur jebakan offside yang akurat sampai lawan frustasi dibuatnya.Â
Berposisi GelandangÂ
Jun Misugi merupakan jenderal lapangan tengah di klubnya, Mushasi FC, sekaligus kapeten. Mirip dengan Christian Eriksen yang memang condong sebagai gelandang serang, namun kini di MU dia lebih sering dimainkan pelatihnya sebagai gelandang tengah untuk mengatur tempo permainan. Pola permainan Eriksen adalah ketenangan dan umpan akurat yang dimilikinya, sedangkan Jun Misugi lebih condong kepada permainan bertahan dengan mengatur jebakan offside dan serangan balik cepat, oleh karena itu ketika di timnas Jepang, posisi Jun Misugi dirubah menjadi bek tengah dan kadang di pos gelandang bertahan.
Jantung Permainan
Sebagaimana jantung tubuh yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh, begitu pula jantung permainan yang berperan sebagai pengalir arah bola dan mengatur tempo permainan sehingga strategi tim bisa berjalan dengan baik. Christian Eriksen dan Jun Misugi sama-sama memegang peran ini dalam kesebelasan timnya.Â
Manchester United yang sebelumnya hanya mengandalkan Bruno Fernandes sebagai otak permainan seakan belum memiliki pengalir bola yang baik. Sampai Eriksen datang aliran permainan menjadi lebih halus dan umpan terakhir bisa mencapai Bruno sebelum sampai kepada Striker. Perbedaan permainan ketika lini tengah MU yang diisi Fred dengan Eriksen sangat signifikan, koneksi antara Eriksen dan Bruno bisa menjadikan mereka berdua bertukar peran karena tipikal yang hampir sama.
Jun Misugi sebagai kapten Mushasi FC juga demikian, bermain di pos gelandang tengah -kadang bertahan- menjadi jantung permainan dengan instruksi-instruksi yang diberikan kepada teman setim. Mulai dari strategi jebakan offside dalam bertahan hingga serangan balik cepat yang mematikan, Misugi selain memberi perintah dia juga menjadi pengalir bola, bahkan tak jarang juga dia mencetak gol.
Nomor Punggung 14 dan 24
Eriksen memakai nomor punggung 10 di timnas Denmark dan ketika di Spurs, dan akhirnya pindah ke Inter Milan dengan memakai nomor punggung 24, dan kini di MU memakai nomor 14. Hal ini sama-sama identik dengan nomor punggung Jun Misugi yang memakai nomor 14 di klub Mushasi FC, dan memakai nomor 24 di timnas junior Jepang. Entah ini kebetulan atau bukan tapi ini sangatlah menarik perhatian saya.
Demikianlah secuil pembahasan mengenai jenderal lapangan tengah Chistian Eriksen dan Jun Misugi menurut saya. Fyi, sudah ada beberapa tulisan yang menyamakan Eriksen dengan Misugi tetapi tulisan saya ini murni dari pemahaman saya sebagai fans MU dan anime Captain Tsubasa masa kecil. Apalagi peran Eriksen sekarang tergolong vital dan tidak tergantikan dan untuk sekarang fans MU pasti sangat mencintai Eriksen meskipun belum semusim membela setan merah (julukan MU).
sekian dan terima kasih...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI