Maka, sebagai gantinya, pada saat hari kemenangan itu tiba, mereka diperbolehkan mengajak orang tua, sanak saudara, dan handai taulan merayakan lebaran di dalam lapas.Â
Mereka boleh menjadikan lapas sebagai "rumah" mereka. Mereka boleh menggelar acara kumpul bareng keluarga untuk saling bersalaman, makan ketupat lebaran sambil melepas rindu. Inilah momen "kunjungan bebas" saat lebaran.
Pada saat kunjungan ini, mereka punya waktu yang lebih longgar. Jika biasanya waktu kunjungan dibatasi hanya selama 15 menit, maka dalam momen lebaran dipanjangkan menjadi paling sebentar 30 menit.Â
Dan jika pada hari biasa mereka hanya boleh dikunjungi oleh dua atau tiga orang saja, maka pada saat lebaran keluarga satu rt pun diperkenankan untuk berduyun-duyun merayakan lebaran di dalam lapas. Semua itu dilakukan semata-mata agar narapidana juga dapat merasakan bahagia.
Tetapi jangan juga dibayangkan jika kunjungan bebas ini dilakukan didalam ruangan yang nyaman dan berpendingin, dengan deretan kursi dan meja yang berhias jajanan lebaran. Yang seperti itu, tidak tersedia.Â
Yang ada hanyalah karpet atau tikar dibawah naungan tenda besar, dan kipas angin sekedarnya. Mereka berkumpul disana, berbaur dalam keriuhan, dan tanpa batas penyekat. Sudah pasti gerah dan berkeringat.Â
Tapi percayalah, itu semua tidak mengurangi hasrat mereka untuk berlama lama. Raut bahagia jelas tampak diwajah mereka. Mereka bahagia karena masih bisa berkumpul dengan keluarga. Karena, tidak ada hal yang paling membuat mereka bahagia selain keluarga yang masih menganggap mereka ‘ada’.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H