Sebuah video tentang "tata cara" makan daging babi sedang viral di media social. Mengapa viral? Bukan karena wajah wanita yang ada dalam video tersebut mempesona, tetapi karena wanita berjilbab itu dengan sangat bangga memberi "pengajaran" tentang bagaimana cara makan daging babi.
Di awal pengajarannya, sang wanita itu terlebih dahulu mengucap salam dengan: "hallo asalamualaikum", lalu melanjutkannya dengan pamer semangkuk daging babi yang baru dia tumis. "Saya lagi makan nie, laper. Tadi saya numis daging babi. Agak gosong, saya tinggal kerja. Ini pahanya babi yang masih muda. Dagingnya enak, empuk, nggak keras.." begitu prolog sang "guru" itu.
Selanjutnya, dengan gaya pongahnya dia mempraktekkan makan daging babi sambil terus mempromsoikan betapa enaknya daging babi. Dia pun mengklaim bahwa semua tenaga kerja di hongkong, Taiwan, dan Singapur pernah makan daging babi. Menurutnya, kalau ada yang bilang tidak pernah makan daging babi, itu bohong. "Mereka cuma gak mau ngaku saja.." katanya.
Dalam video berdurasi 2.22 menit itu,segala keunggulan daging babi dia ungkapkan. Dari rasanya yang enak dan empuk dibanding dengan daging kambing atau sapi. Juga khasiatnya yang bisa memperpanjang umur, dan biasa digunakan sebagai jamu untuk penyembuhan penyakit.
Di akhir video, dia menunjukkan cara makan daging babi yang sudah dia bungkus dengan sepotong roti tawar. "Daging babi disini gak kayak di Indonesia. Kalau disini peternakannya bersih, gak kayak di indonesia. Disini babi makanannya gak sembarangan. makanannya organic. Gak usah dibayangin monyongnya, itemnya...ini mah gak ada baunya. Udah ya.." pungkasnya sambil ngunyah babi.
Beragam tanggapan pun muncul. Dan hampir dipastikan tanggapan itu berupa cercaan, bulian, ataupun makian. Setidaknya ada beberapa sebab dia "pantas" dibuli:
Pertama, dia menggunakan jilbab. Dengan berjilbab dia seakan ingin menunjukkan bahwa dirinya seorang muslimah. Dan sebagai seorang muslimah, menurut dia, tidak dilarang makan daging babi.
Kedua, dia menuduh bahwa semua TKW yang kerja di Hongkong, Taiwan, dan Singapur sudah pasti pernah makan daging babi. Hanya saja mereka tidak mau mengakui saja, tidak seperti dirinya yang punya sifat "terbuka, jujur, apa adanya" berani mengakui hobbynya makan daging babi.
Ketiga, dia juga seolah ingin mengatakan bahwa daging babi itu bisa menjadi halal jika babinya dipelihara dengan baik, diberikan makanan yang sehat (bahasa dia; diberikan makanan organic).
Buat si mbak, saya punya sedikit saran nie. Kalau si mbak itu memang benar-benar seorang muslimah, maka mbak perlu ngaji lagi. Di dalam al Qur'an itu sudah jelas dan tegas mengatur tentang keharaman daging babi. Salah satu ayat yang mengharamkan daging babi adalah:
 "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala." (QS. Al Maidah: 3)
