Mohon tunggu...
Anton Pramono
Anton Pramono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya ingin sekali bisa menulis dengan baik tetapi belum tahu banyak tentang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Humor | Tatkala Kenal Ojek "Online" Pertama Kali

17 Juli 2018   23:01 Diperbarui: 17 Juli 2018   23:01 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tatkala Kenal Ojek Online Pertama Kali Foto: Freepik.com

Ada yang pernah merasakan hal hal nggak enak sewaktu pertama kali kenal ojek online, seperti gue? Beneran, masa-masa itu benar-benar tidak mengenakkan. 

Yang paling banget gue ingat adalah saat gue pesan ojek online. Pencet-pencet, wah dapet nih. Nggak beberapa lama dia datang. Pas gue mau naik, tiba-tiba di belakang gue ada yang teriak. "Hoi, awas loe kalau naik!" ternyata ada segerombolan tukang ojek di pangkalan pas di belakang gue berdiri. Kagetnya luar biasa!

Gue sempat bilang "sorry bang, tempat tujuan saya jauh, lebih hemat paket ojek online". Mereka malah membalas dengan berteriak "kagak peduli, kalau mau naik jauh jauh sana!". Yah! Kan, kasihan tukang ojek yang sudah jemput gue. Mukanya sudah ketakutan gitu, mungkin takut dikeroyok kali ya. Akhirnya gue relakan abangnya pergi dan gue naik kendaraan lain. Serem banget kan, situasinya. Kayak elo mau maling saja, sampai diteriakin seperti itu.

Beda lagi, sama kejadian gue dengan tukang ojek yang suka nongkrong di depan rumah. Gue biasanya jarang naik ojek buat pergi yang jaraknya dekat. Jadi otomatis tukang ojek depan rumah jarang dipakai buat mengantarkan gue.

Nah karena sudah ada ojek online, gue pesan dong. Dari rumah sekarang gue bisa langsung naik ojek. Lumayan bisa menghilangin pegel dan keringetan buat sampai di tempat yang dekat dekat gue.

Eh, tahu nggak? Tukang ojek depan rumah gue marah. Wajahnya sinis gitu. Pakai ngedumel lagi, "Kalau panggil ojek jauh jauh sana". Lha, itu kan depan rumah gue, suka suka gue dong. Mau gue panggil depan rumah, depan rumah tetangga gue. Kan urusan gue. 

Berasa banget lagi kalau gue disindir sebagai orang yang tidak peduli sama lingkungan. Ya menurut gue sih, wajar aja gue pilih ojek online sewaktu itu. Alasannya nih, gue nggak bisa nawar. Ke jarak dekat saja, dia sudah minta harga dua kali lipat dibanding harga normal. Kalau ojek online gue, bisa irit 20 persen bahkan dari harga normal. 

Cuman sebenarnya gue lumayan takut lho sewaktu itu. Kebayangkan kalau tuh tukang ojek pangkalan doain yang nggak enggak enggak sama gue. Entah kelilipan help, atau wajah gue kejedot helm drive ojek online. Untung saja semua nggak kejadian.

Lain lagi sewaktu sudah semakin ramai ojek online, dan tukang ojek berkumpul di ujung jalan. Gue pernah dicegat dan diturunin. Gue sampai kaget.  Ini ada apa ya? Perampasan? Ternyata tukang ojek online yang membawa gue, nggak boleh masuk ke jalan tempat gue tinggal. Parah, kan?

Itu kalau elo perhatikan wajah tukang ojek onlinenya. kayak orang yang tertindas begitu. Kebayang dihadang banyak orang gitu. Akhirnya karena gue takut abang ojek online kenapa kenapa, terpaksa gue turun. Dan meminta si abangnya pergi dari tempat itu. Elo kebayang nggak sih kalau yang dibawa ibu ibu, bawa anak anaknya, terus diturunin. Pokoknya ribet.

Tapi syukurnya nih, sekarang sudah lewat masa masa adaptasi ojek online. Sekarang elo bisa tenang kemana saja dianter sama ojek online. Bahkan gue diceritain sama tukang ojek, sampai ke bandara dari bekasi dianterin ojek. Itu kan jauh banget. Tapi karena memang cuman bawa satu tas punggung, lebih cepat sampainya dan harganya lebih terjangkau, ya orang pilih ojek online buat mengantarkan mereka ke sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun