Sekarang ini zaman now, zamannya serba mudah termasuk pilihan transportasi yang namanya ojek online. Sebenarnya saya senang sekali pakai gojek online, tapi berdasarkan pengalaman pribadi, saya punya perjuangan tersendiri buat bisa memesan ojek online untuk pergi beraktifitas. Mau tahu apa saja ceritanya? Begini ceritanya selengkapnya.
Salah satu manfaat ojek online adalah penjemputan di tempat secara mudah. Tinggal klik-klik-klik kita sudah bisa memesan ojek online. Dalam hitungan detik dan kurang dari 1 menit kita sudah  mendapatkan pengemudi  yang akan menjemput kita. Luar biasa kan?
Meskipun pemesanan ojek  online sudah demikian cepat, namun tetap saja ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terlambat. Soalnya saya pernah mengalami setelah adanya notifikasi kalau sudah ada pengemudi yang akan menjemput ternyata lama sekali sampai di tempat saya. Langsung saja, saya tanyakan alasan keterlambatannya.
Sang pengemudi  menjawab,
"Maaf mas. Saya antar dulu anak saya ke sekolah. Dekat sini sih. Tapi agak lama ya sampai ke tempat masnya. "
"Iya, pak. Kasihan saya yang nunggunya. Tapi koq lama pak"
"Anak saya SD dan TK, mas."
Pernah juga terjadi, suatu saya dibuat menunggu lama setelah ada notifikasi order diterima. Setelah hampir tiga puluh menit saya menanti, akhirnya motor ojek online itu datang.
"Tumben koq lama mas", kebetulan yang datang anak muda.
"Maaf ya mas, tadi keburu antar pacar dulu pulang, dekat sini, jadi terlambat ke mas nya"
"OO Gitu" balas saya sambil memakai helm. Bisa ya terlambat karena antar pacar, disangka malam Minggu kali ya. Â Akhirnya sampai juga saya di tempat tujuan saya. Â Baru saja turun, si mas ojek online sudah angkat telepon. Sempat curi dengar, "Maaf ya sayang, aku sebentar anter kamu pulang". Lha tadi itu bohong atau ini pacar yang keberapa.
Tapi alasan yang paling sering saya terima kalau terlamba menjemput adalah karena isi bensin. Itu sih normal karena bisa saja terjadi sih. Tetapi kalau dalam seminggu kamu menerima lebih dari lima alasan yang sama karena isi bensin. Â Sepertinya janggal, kan? Tapi biarlah.
Kalau alasannya kedua yang paling sering saya terima adalah kesasar atau salah tempat. Saya tidak tahu kenapa ya ini bisa terjadi. Bisa karena gpsnya ngawur karena hpnya bermasalah atau karena memang belum bisa baca peta digital. Â Bahkan sampai hari ini, masih kejadian salah lokasi jemput.
Sebenarnya saya agak gemas melihat kendaraan yang muter muter nggak jelas mau kemana kalau mau menjemput saya. Â Kadang kelewatan, kadang belum sampai, atau masuk dari arah belakang rumah. Yang lebih parah GPS motornya dimatikan dan berhenti di satu titik, nggak bergerak kemana mana.
Akhirnya saya harus telepon supaya lebih cepat sampainyaÂ
"Bang, ada dimana ?"
"Ini sudah di nomor 18", balas mantap  driver ojek online.Â
"Masa?" Saya meragukannya takut salah membaca peta.
"Oo ya sudah, diam disitu ya" dan segera berjalan ke arah lokasi si pengemudi tadi.
Sambil hati sebenarnya agak berpikir, ini koq jadi saya menjemput ojek onlinenya ya.
Kalau situasi yang paling merepotkan sewaktu memesan ojek adalah kalau pengemudinya tidak dihubungi. Dulu sebelum ada fasilitas pesan, saya harus kirim pesan singkat. Kadang dibalas, kadang tidak. Â Kalaupun dibalas masih harus sabar lagi kadang cepat kadang lambat dibalas. Â Kadang kita harus lebih sabar saat menanti SMS dari pengemudi ojek online dibandingkan sama pasangan kita sendiri. Di sini kita memiliki rasa pengharapan yang lebih. #duh
Kalau tidak sabaran lagi, saya buru buru telepon, apalagi kalau nomornya sama operatornya dengan milik saya. Satu kali coba klik. Ada suara "telepon yang anda tuju tidak terdaftar". Lha akibat registrasi telepon selular maret 2018, kah? Jadi banyak banget yang nomornya hangus. Artinya orang Indonesia hebat, seorang driver ojek online punya lebih dari satu nomor.
Atau ada juga, telepon yang tidak diangkat. Setelah beberapa kali, kita seperti ketemu sama orang yang sombong banget buat menjawab telepon kita. Tut. Tut. Tut. Dan ada suara "maaf nomor telepon yang Anda tuju sedang sibuk" dari mesin penjawab. Dan tahu yang lebih parah, kalau dari seberang ada yang angkat dan bersuara pura pura jadi operator "Maaf, nomor yang telepon Anda tuju sedang dialihkan" dengan dialeknya yang khas.
Meskipun perjuangan saya buat memesan ojek online ini beraneka warna, besok pagi saya masih tetap koq pilih moda transportasi ini buat mengantar saya ke kantor. Selain mendukung pemberdayaan para pengemudi motor, pilihan ini yang terbaik buat saya saat ini. Â Seperti kamu! Iya kamu! Bukan, sebelah kamu! Iya, yang cowok pake baju Hello Kitty itu lho. (Dodit Modif)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H