Mohon tunggu...
Adrian Wonoto
Adrian Wonoto Mohon Tunggu... -

Seseorang.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Angka Quick Count Berubah Cepat?

12 Juli 2014   07:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:35 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Misalnya sudah terkumpul 96% data, dan, hanya untuk ilustrasi, Jokowi sudah mendapat 51% suara dan Prabowo mendapat 49%. Tiba tiba setelah 100% terkumpul, hasil QC Jokowi malah menjadi 49% dan Prabowo mendapat 51% suara.

Artinya, di ilustrasi 1000 data ini, saat 960 data terkumpul, 490 suara untuk Jokowi dan 470 suara untuk Prabowo. Supaya hasil QC bisa berubah saat 1000 data terkumpul seperti diatas, suara Jokowi tidak bertambah satupun dan 40 data tambahan semuanya adalah untuk Prabowo sehingga total suara adalah 490 Jokowi dan 510 Prabowo (49% - 51%).

Nah, jelas ini janggal. Daerah mana yang ada suara untuk Jokowi 0%? Bahkan Sumatra Barat saja masih sekitar 85% Prabowo dan 15% Jokowi. Dan apa iya sisa 40 data tambahan itu semuanya dari lumbung suara super Prabowo?

Seperti contoh berkendara diatas, misalnya sudah 10 km saya berkendara, 12 menit berlalu dan rata-rata kecepatan 40 km/jam. Saya ingin tiba di km 100 dengan rata-rata kecepatan 100 km/jam, atau total perjalanan 1 jam saja. Artinya saya harus menempuh 90 km dalam waktu 48 menit, atau dengan kecepatan 112.5 km/jam di 90 km terakhir. Masih terdengar normal bukan?

Tapi coba kita "tambahkan data"; saya sudah berkendara 30 km, 45 menit berlalu dan kecepatan rata-rata 40 km/jam. Saya ingin tiba di km 100 dengan rata-rata kecepatan 100 km/jam, atau total perjalanan 1 jam saja. Artinya saya harus menempuh 70 km dalam 15 menit, atau dengan kecepatan 280 km/jam. Wah, apa mungkin bisa di jalan tol Indonesia? Mobil apa yang harus saya pakai, Lamborghini Gallardo?

Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa perubahan hasil QC terlihat janggal dan aneh saat awal-awal pelaporan, sebenarnya tidak. Tidak ada yang aneh - ini hanya masalah aritmetika sepele, bukan ilmu statistik sulit. Kalau ada perubahan drastis saat pengumpulan data sudah tinggi, barulah kita bisa mencurigai adanya kejanggalan, dan sedikit penghitungan di kertas dan menggunakan kalkulator bisa mengungkap kejanggalan. Penjelasan ini juga berhubungan dengan pertanyaan mengapa kubu Jokowi berani mendeklarasikan kemenangan setelah 80% data QC terkumpul - sulit untuk mengubah posisi saat pengumpulan data sudah sebanyak itu.

Tentu saja, ini semua dengan catatan bahwa kita berbicara mengenai lembaga survei yang peduli akan keakuratan data yang mereka pakai....

Baca juga:
Survei, Quick Count, dan Siapa Yang Menang

Mengapa Jokowi Cepat Deklarasikan Kemenangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun