Mohon tunggu...
Ade Ns
Ade Ns Mohon Tunggu... -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ucapan Terima Kasih untuk Buku Tulis

30 September 2016   00:09 Diperbarui: 30 September 2016   20:21 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: phdbookbinding.com

Sejak duduk di bangku kelas satu SD sampai saat ini saya selalu menggunakan buku tulis. Entah itu untuk mencatat pelajaran di sekolah atau kuliah, kerjakan tugas, sekedar cakaran atau menggambar, bahkan disobek untuk dijadikan pesawat kertas. Saya sampai lupa, apa saja perlakuan saya pada buku tulis. Masi teringat saat pertama kali menggunakan buku tulis di sekolah. Di SDI 1 Lewoleba—Lembata NTT— tepatnya. Waktu itu guru kelas satu saya adalah ibu Yuliana Lipat. Entah apa yang diajarkan, yang saya ingat kami diminta untuk menulis angka 1 sebanyak mungkin. Sejak saat itu saya selalu dekat dengan buku tulis.

Momen yang selalu menjadi penentu saat awal tahun ajaran bagi saya adalah saat membeli buku tulis. Bukan hanya soal kualitas buku, merek, dan tebal atau tipis buku. Wajah Diana Pungki, Desi Ratnasari, dan Ria Enes bersama boneka Suzan di sampul juga menjadi penentu. Walau sekarang wajah mereka sudah mulai jarang tampil di sampul buku tulis. Digantikan oleh Dian Sastro, Chelsea, Olivia dan Ariel NOAH. Rasa rasa rindu saya pada mereka tetap sama. Saya baru bisa move on dari wajah mereka pada saat kelas dua SMA. Saat itu sampul buku saya bukan lagi wajah artis, tetapi pemain bola Spanyol. Xavi Hernandez dan Andres Iniesta.

Setelah sekian lama akrab dengan buku tulis, akhirnya saya pun sadar. Saya selalu lupa memberi ucapan terima kasih pada buku tulis. Bahkan sejauh ini belum sekalipun terpikirkan untuk melakukannya. Padaha buku ‘best seller’ ini begitu berjasah pada saya. Semakin saya berpikir, semakin saya bimbang. Semakin merasa berdosa. Bagaimana tidak, buku tulis adalah salah satu sahabat terdekat. Ia hafal betul emosi saya saat belajar. Bagaimana bentuk huruf dan tebal tipis tulisan menentukan apa yang sedang saya rasakan.

Setelah menegug tetes terakhir kopi saya yang sedari tadi temani. Saya putuskan untuk mengucapkan terima kasih saya pada buku tulis. Tetapi kepada siapa?. Kepada perusahaan yang memproduksinya?. Sayangnya saya lupa. Buku merek apa saja yang pernah saya pakai, karena fokus saya hanya pada gambar sampul. Semakin lama memikirkannya saya semakin pusing. Akhirnya saya tulis sajah beberapa potong kalimat di buku tulis saya.

sumber gambar: www.azquotes.com
sumber gambar: www.azquotes.com
Buatmu Buku Tulis.

Dari dalam hati yang paling dalam. Saya ucapkan banyak #Terima_Kasih padamu. Atas jasamu untuk saya yang tak dapat saya hitung. Mulai dari awal saya belajar menulis sampai saat ini. Saat huruf ‘a’ lebih mirip ‘w’ dan saat saya tidak bisah membedakan ‘5’ dan ‘s’.

Maaf bila tulisan ini tidak puitis. Tetapi sepertinya hanya ini yang bisa saya buat untukmu bukuku. Sampaikan juga salamku untuk teman-temanmu yang tak sempat melihat tulisan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun