Jakarta-14 Juli 2010. Minggu kemarin serasa menjadi pengantin yang kedua, kenapa?Sebab harus menghadiri acara nikah adik ipar di Solo dan menjadi pendamping mempelai acara di tempat mempelai wanita sampai dengan acara di tempat adik ipar (ngunduh). Acara berlangsung minggu siang dan Selasa malam. Nah, hari rabunya langsung mewakili undangan resepsi mertua, komplit deh kondangannya.
Ada hal yang menarik dari acara tersebut, bukan tata cara pernikahannya tetapi terlintas bahwa makanan yang disajikan di ketiga acara tersebut bukan model prasmanan (ambil sendiri, seperti yang kita kenal di Jakarta) tetapi disediakan oleh para pelayan katering. Hal ini membuat acara para tamu lebih teratur dan mendapatkan makanan secara adil dan rata. Berbeda dengan prasmanan, siapa cepat-dia dapat.
Nah, filosofis ini cocok diterapkan di perbankan syariah atau lembaga keuangan syariah lain. Berdasarkan pengamatan selama ini, cara tersebut sudah dilakukan oleh perbankan syariah. Para marketing perbankan syariah giat sekali menawarkan produknya walaupun respon masyarakat terkadang manis, asam ataupun pahit (kaya iklan....ups).
Semoga perbankan syariah semakin memperluas jaringan operasionalnya dengan membentuk produk bersama yang bisa diakses di semua lembaga keuangan syariah sehingga dapat "melayani" umat muslim dan penduduk Indonesia bahkan penduduk dunia. Bagi anda calon nasabah atau nasabah lembaga keuangan syariah janganlah sungkan dan ragu bertanya tentang fitur-fitur produk keuangan syariah yang cocok dengan anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H