Mohon tunggu...
Awi Munawir
Awi Munawir Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Ayah dari 3 Anak Laki-laki

lulusan teknik Industri universitas Hasanuddin 090909 !!! memulai usaha dengan Warnet!!! STARSPOT INTERNET !!! sekarang memulai mewujudkan mimpi-mimpi...dan satu-satu mulai terwujud!!!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Madu di Cangkir Emas

1 Desember 2011   06:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:58 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terpanah dengan gunung fuji

Melotot nikmati tubuh Miyabi

Tarian Caia-caia menggoda

Di sudut depan Taj Mahal

Paman Sam tak kemana-mana

Karena Holliwood kini terbit lagi

Menara Eifel menunggu malam

Menjinjing Sepatu hak tujuh sentimeter

Di sudut piramid

Menungumandangkan Ayat Cinta

Tokyo , Washingtong, New Dehli , dan Kairo koimpikan

Di sini ...

Negeri Madu di cangkir Emas

Puncak Jaya Merayumu

Aurah Kasih tiap malam menggodamu

Poco-poco menyehatkanmu sejak pagi buta sampai malam buta

DI Borobudurpun Sekalipun

Pulau para Dewata menyambut

Meski hanya FTV

Monas tak kalah

Karena Kita punya Batik

Yang tak habis pakai meski mengitari 5 pulau

Meunggu petuah Wali Songo

Madu Di Cangkir Emas

Hanya bisa ditatap

Tak habis dalam satu tegukan

Tak akan habis dalam satu tumpahan

Madu Di Cangkir Emas

Beruang tak ada

Namun Semut tak mampu

Si ayam mulai mulai mencicipi

Tak sadar tikus diseberang kemanisan

Madu Di Cangkir Emas

Kutitipkan Bukan Untuk Kau Tinggalkan

Madu Dicangkir Emas

Kuhadiahkan Bukan Untuk Kau Buang

Madu Di Cangkir Emas

TIdak pula untuk kau lihati...

Madu Di Cangkir Emas

Cicipilah, Nikmatilah...

Tak Usah buru-buru menghabiskannya

Madu Di Cangkir Emas

Bagi Untuk mereka...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun