Mohon tunggu...
Agung Wibawanto
Agung Wibawanto Mohon Tunggu... -

Tidak semua orang bisa menjadi penulis hebat, namun seorang penulis hebat bisa berasal dari mana saja... Saya selalu meyakini itu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stres, Tidak Siap Hadapi Ujian Hidup

21 Januari 2017   23:24 Diperbarui: 21 Januari 2017   23:53 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perilaku orang stress (Shutterstock)

Sedangkan "cara" adalah lebih kepada respon atau sikap kita menghadapinya. Kalut, bingung, stress dan galau (bahkan ada yang cenderung merusak diri sendiri) adalah gejala-gejala umum bagi seseorang yang menghadapi ujian yang belum pernah ia pelajari sebelumnya. Kadang pula, respon atau sikap ini jauh lebih penting ketimbang materi ujian itu sendiri.

Meski kita belum pernah belajar apalagi menguasai salah satu materi ujian kehidupan yang dimaksud, namun karena pembawaan diri yang tenang dalam menyikapi, maka setidaknya nilai ujian tidak terlalu jeblok (meski belum menyelesaikan masalah, setidaknya tidak menambah masalah baru, ataupun bertambah buruk).

Satu prinsip yang perlu ditanamkan bahwa tidak ada masalah yang tidak terselesaikan ataupun terpecahkan. Persoalannya memang ada masalah yang dapat diatasi hanya dengan melakukan sebuah lompatan kecil dan waktunya relatif cepat. Sementara ada pula yang harus menyeberangi lautan luas penuh gelombang dan waktunya lama, namun yakinlah tetap terpecahkan.

Soal respon atau sikap, ada pula yang semata mengandalkan materi (prinsipnya, semua dapat diatasi dengan duit). Ini tipe orang yang suka menyepelekan dan tidak pernah mau belajar apalagi berusaha keras (seperti kalau di sekolah seringnya mencontek atau minta tolong orang lain mengerjakan). Ada pula yang mengandalkan posisi kedudukan/jabatan dirinya, orangtuanya, saudaranya, dll.

Ada ujian yang berat, ada pula ujian yang ringan yang akan dihadapi setiap orang dalam kehidupannya, so... bertanggungjawablah untuk menyelesaikannya. Orang yang mau bertanggungjawab adalah seberani-beraninya orang, dan orang yang sabar adalah sekuat-kuatnya orang. Sayangnya tidak ada bimbel yang bisa melatih orang seperti itu, ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun