mendengar kata-kata tersebut orang-orang yang bercakap dikiri dan kananku mendadak diam.
“Kalian telah berhasil melewati tes-tes yang kami sediakan, untuk bisa bergabung bersama kami di organisasi ini” Lanjutnya
“Sekarang saya akan menjelaskan ke kalian apa tujuan tes-tes yang kami berikan kepada kalian ?” Katanya dengan nada yang berwibawa.
“Organisasi ini sebenarnya adalah sebuah organisasi yang dicetuskan oleh Pihak Kepolisian RI, dengan tujuan untuk membantu penyidikan mereka dalam beberapa kasus khusus. Tidak hanya itu, kami juga biasa menyelesaikan beberapa tugas secara rahasia yang diberikan oleh beberapa instansi yang kami anggap membutuhkan bantuan kami.”
“ Oh ya…. Saya hampir lupa, Perkenalkan nama saya Eka Rama Putra. Dan saya adalah Ketua Tim ‘Kompas’ dari angkatan ke-4 disini. Kemudian Pembimbing kita di Organisasi Ini memiliki Nick Name ‘PYM’ dengan nama asli Ahmad Mamad. Perlu diingat juga N.M, (nick name) beliau hanya boleh disebutkan saat kalianbersama kami atau dalam menjalankan sebuah misi.”
“ Dan terlebih lagi tidak diperkenankan untuk menyebutnya dihadapan beliau” tambahnya dgn nada yang lebih kecil sembari melirik kearah teman-temannya."
Tak lama setelah kak Eka menyelesaikan kata-katanya, salah satu senior berlari dari arah pintu gerbang yang berada cukup jauh dibelakang mimbar dan mendekati kak Eka. Ia nampak sedang menyampaikan suatu informasi yang penting. Kak Eka pun membalasnya dengan anggukan, kemudian menoleh kepada kami
“Baiklah, berdasarkan info yang saya dapat. Ahmad Mamad sudah tiba di lokasi ini. Dengan ini saya persilahkan bapak untuk naik ke atas mimbar.”
Dan dilanjutkannya dengan langkah mundur kemudian kembali ke barisan senior.
Tak berapa lama, terdengar suara hentakan langkah sepatu dari belakang mimbar. Hentakan kaki yang lambat berwibawa bak kalangan militer, sehingga membuatku sedikit menegapkan badan. Setiap hentakan kaki beliau mebuatku berdelusi. Aku merasa, pada hentakan kaki pertama, angin yang berhembus mulai membawa partikel es yang kemudian terkonsentrasi dibelakang leherku, Jauh lebih dingin dari sebelumnya. Hentakan kedua, seakan dunia masuk dalam mode Slow-Motion. Hentakan kaki ketiga, burung hantu yang entah dari mana datangnya mulai berbunyi . Pada hentakan kaki keempat, aku mulai menarik nafas panjang dan menatap lurus karah mimbar. Dan pada hentakan kaki terakhir beliau.kami aku melihat seorang yang bertubuh tambun, berdiri dibelakang mimbar sembari menggilirkan pandangannya pada kami.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabrokatuh”, ucapnya pada kami melalui Mic
#Bersambung.....
[caption id="attachment_388117" align="aligncenter" width="300" caption="L.V 2"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H