Mohon tunggu...
Politik

5 Tahun Lalu Saya Golput, Hari Ini?

17 April 2019   00:17 Diperbarui: 17 April 2019   01:00 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berikut beberapa modal pertimbangan saya menentukan pilihan. Pertama, pengalaman mengabdi di beberapa pelosok Sulawesi Selatan dengan berbicara dan melihat langsung rakyat saya tahu saya tak boleh lagi memilih golput kali ini, meskipun saya sendiri tetap menghormati pilihan saudara yang memilih golput.

Kedua, Saya juga mencoba menyelami makna tujuan organisasi tempat saya bernaung hari ini, saya menemukan kesamaan menuju masyarakat adil makmur. 

Ketiga, saya berdiskusi dengan calon rekan seprofesi dan praktisi-praktisi kefarmasian yang merasa belum menemukan peran pemerintahan sejauh ini terhadap nasib kami.

Keempat,saya mencoba menarik pertimbangan dari aspek geopolitik, saya sampai pada kesimpulan negeri ini tak boleh kembali Jawa-sentris, calon pemimpin haruslah juga ada yang mewakili kami dari Timur.

Kelima, dari perspektif generasi, saya rasa jelas kami para milenial lebih menginginkan pemimpin dari kalangan kami sendiri yang tentu lebih paham paradigma kami.

Dan saya juga mempunyai pertimbangan yang mungkin bagi sebagian orang tidak perlu jadi variabel yaitu tentang tagline. Saya sadar akan diri saya yang tidak pernah merasa layak untuk disebut orang baik, karena saya hanyalah pendosa yang kebetulan Tuhan masih beri hidayah untuk berusaha merawat akal sehat (meski di situasi tertentu kalah oleh perasaan).

Terakhir, saya akhirnya memutuskan untuk memilih dikarenakan melihat siapa saja di belakang kedua pasangan calon. Saya memilih bersama beberapa tokoh yang telah memberi banyak untuk Islam (meski saya akui saya sendiri bukan penganut yang taat). Ustadz Abdul Shomad, Ustadz Arifin Ilham, dan Aa Gym, bagi saya tidak mungkin disandingkan dengan Abu Janda yang tak pernah jelas apa kontribusinya.

Di bidang militer, telah bergabung juga Bapak Gatot Nurmantyo yang tidak mungkin saya sejajarkan dengan LBP dengan segala macam kepemilikan perusahaannya atau AMH yang telah membunuh Mas Munir .

Di bidang cendekiawan, ada Abah Salim Said, dan bidang perekonomian ada Bang Rizal Ramli, yang tentu tak akan saya bandingkan dengan ibu SM (yang baru-baru dapat penghargaan dari IMF, lembaga yang saya anggap lintah dunia).

Kepada dua orang perempuan hebat yang selalu menjadi alasan saya dilahirkan,kita akan membersamai pilihan Di sepertiga malam ini, Bismillahirrrahmanirahim saya mempercayakan suara saya ke Bapak Prabowo Subianto dan Abang Sandiaga Uno

Salam damai Indonesiaku, Salam Berakal Sehat

 

Muhammad Awhal FF

Panakkukang, 17 April 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun