Nama : Nurini Awfiya Rahma
Nim : 2410416320029
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Program Studi : S1 Geografi
Kelas B
Mata Kuliah : Penginderaan Jauh
Dosen : Dr. Rosalina Kumalawati, S. Si, M. Si.
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Apa itu Lahan Basah?
Lahan basah merupakan salah satu wilayah terbesar di permukaan bumi. Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), payau, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau, atau asin.Berbeda dengan perairan, lahan basah umumnya bercirikan tinggi muka air yang dangkal, dekat dengan permukaan tanah, dan memiliki jenis tumbuhan yang khas. Berdasarkan sifat dan ciri-cirinya tersebut, lahan basah kerap disebut juga sebagai wilayah peralihan antara daratan dan perairan. Baik sebagai bioma ataupun ekosistem, lahan basah memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Lahan basah memiliki jenis tumbuhan dan satwa yang lebih banyak dibandingkan dengan wilayah lain di muka bumi. Maka dari itu, lahan basah mempunyai peran dan fungsi yang penting secara ekologi, ekonomi, maupun budaya.
Macam jenis lahan basah dibedakan menjadi dua yaitu lahan basah alami dan buatan. Lahan basah alami meliputi rawa-rawa air tawar, hutan bakau (mangrove), rawa gambut, hutan gambut, paya-paya, dan riparian (tepian sungai). Sedangkan lahan basah buatan meliputi waduk, sawah, saluran irigasi, dan kolam. Saat ini, lahan gambut dan mangrove, menjadi dua jenis lahan basah yang mengalami kerusakan serius di berbagai wilayah Indonesia. Hutan rawa gambut di Sumatra dan Kalimantan, banyak dikonversi menjadi perkebunan dan lahan pertanian. Pun ribuan hektar hutan mangrove, telah ditebangi dan dikonversi untuk kegiatan budidaya perairan.
Lahan basah memiliki berbagai fungsi penting, baik untuk ekosistem maupun manusia. Berikut adalah beberapa fungsinya:
Perlindungan Terhadap Banjir: Lahan basah dapat menyerap kelebihan air dari hujan atau aliran sungai, membantu mengurangi risiko banjir di daerah sekitarnya.
Penyaring Alami: Mereka berfungsi sebagai penyaring alami untuk air, membantu mengurangi polusi dengan menyaring partikel dan nutrisi berlebih sebelum air mengalir ke sungai atau danau.
Habitat Biodiversitas: Lahan basah menyediakan habitat untuk berbagai spesies tumbuhan dan hewan, termasuk beberapa spesies langka dan terancam punah.
Penyimpanan Karbon: Mereka berperan dalam penyimpanan karbon, membantu mengurangi dampak perubahan iklim dengan menyerap karbon dioksida dari atmosfer.
Sumber Daya Alam: Beberapa lahan basah menyediakan sumber daya penting seperti ikan, tumbuhan air, dan bahan bakar organik yang mendukung kehidupan lokal.
Pencegahan Erosi: Vegetasi di lahan basah membantu menstabilkan tanah dan mengurangi erosi.
Secara keseluruhan, lahan basah sangat penting untuk keseimbangan ekosistem dan kesehatan lingkungan.
Mengapa Lahan Basah itu Penting?
Lahan basah, seperti rawa, paya, dan laguna, memainkan peran penting dalam ekosistem dan memberikan banyak manfaat lingkungan yang esensial:
1. Keanekaragaman Hayati: Lahan basah merupakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, termasuk banyak spesies langka dan terancam. Mereka menyediakan tempat berkembang biak, makan, dan beristirahat untuk berbagai jenis burung, ikan, amfibi, dan invertebrata. Keanekaragaman hayati ini mendukung ekosistem yang sehat dan resilien.
2. Pengaturan Kualitas Air: Lahan basah berfungsi sebagai filter alami, menyaring polutan dan nutrien dari air yang mengalir melalui mereka. Mereka dapat mengurangi konsentrasi nitrat dan fosfat, yang dapat menyebabkan pencemaran dan pertumbuhan alga yang berlebihan di perairan yang lebih besar.
3. Pengendalian Banjir: Lahan basah memiliki kapasitas untuk menyerap dan menyimpan air, yang membantu mengurangi risiko banjir dengan menahan air selama hujan lebat dan melepaskannya secara perlahan. Ini membantu mengurangi tekanan pada sistem drainase dan infrastruktur di daerah sekitarnya.
4. Penyimpanan Karbon: Lahan basah menyimpan karbon dalam bentuk tanah organik yang dikenal sebagai gambut. Proses ini membantu mengurangi jumlah karbon dioksida di atmosfer, yang penting dalam mitigasi perubahan iklim. Penurunan lahan basah dapat mempercepat pelepasan karbon yang tersimpan, berkontribusi pada pemanasan global.
5. Sumber Daya Ekonomi dan Sosial: Lahan basah menyediakan sumber daya yang penting bagi manusia, seperti ikan dan tanaman air yang dapat dipanen. Mereka juga mendukung kegiatan rekreasi dan pariwisata, serta memiliki nilai budaya dan spiritual bagi banyak komunitas.
6. Perlindungan Pantai: Lahan basah pesisir, seperti mangrove dan lamun, melindungi pantai dari erosi dengan menstabilkan sedimentasi dan mengurangi dampak gelombang laut. Ini sangat penting untuk melindungi wilayah pesisir dan komunitas yang tinggal di sana.
Secara keseluruhan, lahan basah adalah komponen vital dari ekosistem global yang mendukung kesehatan lingkungan dan kesejahteraan manusia. Pelestarian dan pengelolaan yang baik dari lahan basah sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan manfaat yang mereka berikan.
Ciri-Ciri Lahan Basah Meliputi :
1. Kelembapan Tinggi: Lahan basah memiliki kondisi tanah yang selalu lembap atau terendam air, baik secara permanen maupun musiman.
2. Vegetasi Tahan Air: Tanaman yang tumbuh di lahan basah seringkali memiliki adaptasi khusus, seperti akar yang tenggelam, daun lebar, dan sistem akar yang dangkal. Contoh tanaman ini adalah eceng gondok, bulrush, dan rumput rawa.
3. Jenis Tanah: Tanah di lahan basah biasanya merupakan tanah organik, seperti gambut, yang kaya akan bahan organik yang belum sepenuhnya terdekomposisi.
4. Akumulasi Air: Lahan basah seringkali memiliki akumulasi air yang dapat berupa kolam, paya, rawa, atau danau kecil yang dikelilingi oleh vegetasi.
5. Keberadaan Fauna Spesifik: Lahan basah mendukung berbagai spesies hewan yang spesifik seperti ikan, amfibi, burung air, dan serangga air. Keanekaragaman ini berfungsi untuk mengindikasikan kondisi lingkungan.
6. Siklus Hidrologi: Lahan basah berperan dalam siklus hidrologi dengan menyerap dan melepaskan air ke lingkungan sekitarnya, mempengaruhi aliran sungai dan kualitas air.
Ciri-ciri ini membedakan lahan basah dari tipe ekosistem lainnya dan menentukan perannya dalam lingkungan.
berikut beberapa hasil foto dari observasi lapangan lahan basah yang saya kunjungi:
1. Tanaman pangan adalah jenis tanaman yang dibudidayakan untuk menghasilkan bahan makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Contohnya termasuk padi, jagung, gandum, kentang, dan kedelai. Tanaman pangan berperan penting dalam penyediaan makanan dan mendukung ketahanan pangan di berbagai belahan dunia.
2. Holtikultura buah adalah cabang pertanian yang fokus pada penanaman dan pembudidayaan tanaman buah. Ini mencakup berbagai teknik dan metode untuk meningkatkan hasil dan kualitas buah, seperti pemilihan varietas, perawatan tanaman, dan manajemen hama.
3. Holtikultura sayur adalah cabang pertanian yang berfokus pada penanaman dan pembudidayaan tanaman sayuran. Ini melibatkan teknik-teknik untuk meningkatkan hasil, kualitas, dan kesehatan tanaman sayur, serta pengelolaan hama dan penyakit. Contoh sayuran yang dibudidayakan dalam holtikultura sayur termasuk tomat, selada, wortel, dan brokoli. Teknik yang diterapkan dalam holtikultura sayur dapat mencakup pemilihan varietas, penanaman, pemupukan, penyiraman, dan panen.
4. Perkebunan dalam lahan basah adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di area yang memiliki tingkat kelembapan tinggi atau sering tergenang air. Di lahan basah, tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah jenis yang tahan terhadap kondisi basah dan genangan air. Contoh tanaman yang umum ditanam di lahan basah termasuk padi, yang merupakan tanaman utama yang biasanya dibudidayakan di sawah, serta tanaman lainnya seperti kelapa, kelapa sawit, dan beberapa jenis sayuran air seperti kangkung. Pengelolaan lahan basah sering melibatkan teknik khusus untuk mengatur air dan mencegah kerusakan tanaman.
5. Perikanan dalam lahan basah melibatkan budidaya ikan dan organisme akuatik lainnya di area yang memiliki tingkat kelembapan tinggi atau tergenang air, seperti rawa, tambak, dan estuari. Teknik ini sering digunakan untuk memanfaatkan ekosistem lahan basah yang produktif. Contohnya termasuk budidaya udang di tambak atau ikan di kolam rawa. Manajemen yang baik penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kesehatan ikan.
6. Peternakan adalah kegiatan budidaya dan pemeliharaan hewan untuk tujuan produksi, seperti daging, susu, telur, dan wol. Ini mencakup berbagai jenis hewan, termasuk sapi, ayam, kambing, dan domba. Peternakan juga melibatkan aspek manajemen kesehatan hewan, pakan, dan lingkungan untuk memaksimalkan hasil dan keberlanjutan produksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H