Antologi puisi yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia ini menceritakan tentang kehidupan manusia yang sebagiannya adalah tentang kehilangan yang digambarkan melalui diksi-diksi alam, seperti rumput, awan, langit, cahaya, ombak, bintang, dan sebagainya. Berikut adalah salah satu kutipan puisi yang menggambarkan tentang kehilangan.
Warna gelombang itu di laut tenggara
masuk ke dalam mata, lalu pergi tak kembali
Pergi tak menoleh lagi
bagai kenangan milik cahaya yang sangat dekat
Di atas jalan pada suatu musim semi
Â
Sehelai mimpi bersandar pada cahaya itu, lalu sirna
("Ikan Adalah Pertapa", Ryeol, hlm. 11)
      Kutipan puisi di atas mengisahkan seseorang atau sesuatu yang telah pergi dan tak kembali. Kutipan tersebut termasuk salah satu puisi yang cukup mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana. Namun, sebagian besar puisi-puisi yang ada dalam antologi ini cukup sulit dipahami oleh orang awam karena membutuhkan kemampuan sastra yang baik. Berikut adalah contoh kutipan yang membutuhkan pengetahuan sastra yang mumpuni.
Pertama-tama aronia muncul di depan mata