Dewasa ini , Masalah yang komplek Sering Terjadi dikarenakan Gesekan antara Perbedaan Pendapat dan Tidak adanya Toleransi Dalam Kebebasan Mengutarakan Pemikiran ataupun Kegiatan Lainnya , Sehingga Membuat Keadaan Menjadi Tidak Terkontrol.
Studi Kasus Belakangan , Lewat Pengaruh Kinerja Gubernur DKI Jakarta , Basuki Tjahaya Purnama Yang Merupakan Seorang Gubernur Keturunan Serta Minoritas dalam Negeri ini Pecah Dikarenakan Adanya Kontroversi yang Dibuat oleh Sang GUBERNUR. Jika Kita Menilai Melalui Kinerja Maka Sudah Tidak Dapat Dipungkiri Bahwa AHOK Merupakan Gubernur Jujur dan Berani yang Dimiliki oleh INDONESIA.
Namun Sensitif nya Tentang ISU AGAMA , Membuat Jalan Politik yang Berbasis Demokrasi di negeri ini Cenderung Dinilai Adanya Intervensi Oleh Pihak Mayoritas Di Dalam Negeri yang Berazaskan "BHINNEKA TUNGGAL IKA" ini.
Entah Mengapa Arti "BHINNEKA TUNGGAL IKA" ini Menjadi kurang Berpotensi untuk Menyokong Pembangunan dan Perubahan Dalam Negeri ini. Seakan-akan Mayoritas dan Minoritas akan Selalu Eksis dalam Perhelatan Pemilihan Pejabat dalam Negeri ini.
MINORITAS (TIONGHUA) HARUS BERADAPTASI DENGAN MAYORITAS
Apa yang Salah Dengan Kaum Minoritas Dalam Negeri ini ? Kami yang Mencoba Berbaur Tapi Kami yang Dihindari , Begitu pula Jika Menghindari Kaum Mayoritas Tentunya Kami juga Menjadi Kambing Hitam Dalam Negeri ini.
Bak Sepotong Buah Simalakama , Kami Menjadi Serba Salah. Jangankan Menyimpan Cita-Cita untuk Berguna Bagi Nusa dan Bangsa , Bisa Hidup Di Esok Hari dengan Nyaman Tanpa adanya Gangguan Sudah Menjadi Kesyukuran Tersendiri Bagi kami.
Dahulu Memimpikan Menjadi Tentara Merupakan Cita-Cita Manis Sewaktu Kecil , Tidak Tahu Mengapa Rasanya Di hembus Angin Kecil saja , Cita-Cita itu Menjadi Terkubur dalam Harapan Penuh Dendam.
Seperti Kata Bapak Wiranto
"Generasi Muda Tionghoa Tidak Hanya Fokus Berdagang"
Terus Dengan Pernyataan Bapak Wiranto Tersebut , Masih mungkinkah Kami yang Minoritas untuk ikut Berperan Bagi Nusa dan Bangsa?
"BORO-BORO URUSIN NEGARA , KITA JUALAN TIDAK DIKACAUKAN SAMA PREMAN-PREMAN AGAMIS SAJA SUDAH SYUKUR" Begitulah MAMAMIALEZATOS Tentang Betapa Tertindasnya Kaum Minoritas Dalam Negeri ini.
Belum Lagi Belakangan ini Berita Tentang Makian Seorang Polisi Muda Terhadap Seorang Mahasiswi Di MEDAN Merupakan Cerminan Betapa Lemahnya Perlindungan Negara Terhadap Kami yang Minoritas ini.
Dengan Nada Makian "CINA BABI"
Dengan Siapa Lagi Kami Meminta Kesamaan Derajat?
Dengan Siapa Lagi kami Harus Meminta Pertolongan kala Tertindas?
Dengan Siapa Lagi Kami Bercerita Tentang Pilu nya menjadi Minoritas?
Hanya Dengan "KARMA" Kami Berserah.
Untuk Mempererat Tali Persahabatan , Kuangkat Sebotol AQUA ini Sebagai Tanda Permintaan Maaf Jika Terjadi Kesalah-pahaman antara kita dan Kusulangkan Segelas Air ini Sebagai Tanda Hormatku.
www.awenwu.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H