Aku dibuatnya terpikat, aku diajaknya berkelana menuju sesuatu yang akan bersua ragam makna. Aku dimintanya berkeliaran, untuk menemukan lembar-lembar jawaban yang selama ini masih serupa pencarian.
Aku dibuatnya menunduk, tapi bukan tertunduk untuk kemudian menyerah takluk. Aku dibuatnya bertanduk, agar aku ini bisa memahami dua sisi yang dapat terlihat bukan sebatas sekat ataupun pekat.
Aku dibuatnya takjub, aku diajaknya untuk mau menurut tanpa harus banyak menuntut. Aku dibuatnya terkesima, hingga aku ini tak sanggup lagi untuk berkata-kata.
Tutur menjadi tatar, tatar membentuk sinar. Sinar serupa cahaya, yang akan berkenan menerangi bukan memerangi, hingga cerah itu terbukti jadi satu yang terang benderang.
Aku dibuatnya menari-nari, gerak langkah yang alami. Satu langkah yang sejajar, dua langkah yang memutar, hingga tercapai sekian langkah, yang membuatku mencapai satu titik sadar yang tak butuh memudar.
"Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi." Begitulah kata pepatah.
"Mempelajari ilmu secara setengah-setengah akan kurang membawa manfaat yang berarti." Kurang lebih begitulah artinya.
Bandung, Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H