Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Antara Aku, Oena, dan Tiga Rupa Cerita

4 Agustus 2023   15:22 Diperbarui: 4 Agustus 2023   17:33 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama lengkapnya Husna Awalluna Ali Jaya, tapi aku memang memiliki nama panggilan tersendiri untuknya. Sengaja, karena memang atas dasar cinta dan atas alasan aku ini sangat suka, Oena jadi satu 'Nickname' khusus untuknya dariku.

Oena tentu saja kekinian, wong namanya juga angkatan Gen Z yang terlahir di tahun 2012. Sementara aku ini, termasuk angkatan terakhir Gen X yang terlahir di tahun 1980.

Dua sisi yang berbeda, menjalin satu jalan cerita. Dua sisi yang tak sama, mencoba menyusun satu irama rasa. Dua sisi yang sama sekali bukan satu angkatan, namun berupaya untuk menjalin demi terjalinnya satu ikatan kebersamaan.

"Ayah, pagi ini aku masuk sekolah atau izin saja?"

Baca juga: Antara Aku dan Oena

"Oena izin saja, temenin ayah di rumah. Toh masih ada hari esok, lagian belum saatnya ujian sekolah juga kan ya?" Jawab dan tanyaku sekalian.

"Ayah, nanti sore aku pergi dengan niat mengaji atau lebih baik di rumah saja?"

"Di rumah saja, biar ayah yang nanti ajarin Oena mengaji sekalian kita sedikit diskusi." Jawabku disertai kesungguhan.

"Ayah, nanti hari sabtu boleh nggak Oena ikutan ke tempat renang bareng temen-temen sekolah?"

"Nggak usah, di rumah masih ada puzzle yang belum kita selesaikan. Hari minggu saja kita bareng ibumu ke tempat renang. Family time." Jawabku, tanpa berpikir dua kali apalagi tiga kali.

Baca juga: Tiga Cerita

"Ayah, aku boleh tau setiap alasannya?" gadis kecil itu tersenyum, dan tentunya aku akan selalu siap untuk menjawab setiap pertanyaannya.

"Ayah akan sedikit bercerita, Oena duduk di sini deket ayah, sambil kita menunggu ibumu beres menyiapkan sarapan pagi untuk kita bertiga." Dengan intonasi yang pelan aku mengolah kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun