Mungkin setelahnya kamu berdialog dengannya lapuk yang datang secara tak terduga, kamu akan bisa seutuhnya percaya bahwa keinginan tidak serta merta akan mampu membuatmu sepenuhnya bahagia, bahwa keakuan hanya sebentar saja mampu membuatmu menikmati jumawa yang hanya fana berujung hampa suasana, lalu waktu siap sedia untuk sirna tanpa sedikitpun membawa aba-aba.
Mungkin setelahnya kamu bercengkrama begitu erat dengannya usang, kamu akan sanggup untuk memandang yang bukan sekadar terhalangnya pandangan. Sudut pandang tidak mungkin hanya mampu meraung lalu menyesali pengalaman yang kini tinggallah serupa sekian lembar kenangan yang menyesakkan.
Bernostalgia dengannya resah anggap saja jadi satu batu loncatan menekuni lalu memahami kesadaran, bukankah demikian adanya ... bahwa ujung dari perjalananmu tidak mungkin harus berujung karam yang tenggelam kedamaian, bahwa akhir dari pengalamanmu mana mungkin berakhir padam yang bukan jalan terang menuju ketenangan keadaan.
Bandung, Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H