Melewati sekian waktu penuh penat pula sekat. Menyadari manfaat lalu sebab dari kehendak untuk bertaubat. Kemukakan pendapat untuk sanggup berbuat, tak sekadar niat.
Apa yang menghimpit, tentu mampu menjepit lalu hadirkan sakit. Tapi tak mengapa.. uji adalah obat, yang akan melahirkan kuat serasa nikmat bukan sekilat.
Sekejap mata, sepenuh jiwa. Bila meronta ada batasnya, saat menangis ada hentinya. Kala sesali ada ujungnya, jika tertawa ada secukupnya.
Citarasa cinta membara, citarasa cinta bergelora. Kadarnya cita tak sebatas mimpi tanpanya bukti, kadarnya rasa seluas samudera, kadarnya cinta serupa permata yang istimewa nan tinggi nilainya.
Atma hidup, tak merasa cukup sekadar berdegup. Kala angin meniup, tak lalu goyah terbawa redup. Lembaran daun-daun kesadaran tak semudah itu memilih terjatuh, meski kadang teguh itu berkilah.
*peracikdiksitestimoni*
Bandung, 18 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H