Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Si Hebat

18 Oktober 2022   00:07 Diperbarui: 18 Oktober 2022   00:12 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melewati sekian waktu penuh penat pula sekat. Menyadari manfaat lalu sebab dari kehendak untuk bertaubat. Kemukakan pendapat untuk sanggup berbuat, tak sekadar niat.

Apa yang menghimpit, tentu mampu menjepit lalu hadirkan sakit. Tapi tak mengapa.. uji adalah obat, yang akan melahirkan kuat serasa nikmat bukan sekilat.

Sekejap mata, sepenuh jiwa. Bila meronta ada batasnya, saat menangis ada hentinya. Kala sesali ada ujungnya, jika tertawa ada secukupnya.

Citarasa cinta membara, citarasa cinta bergelora. Kadarnya cita tak sebatas mimpi tanpanya bukti, kadarnya rasa seluas samudera, kadarnya cinta serupa permata yang istimewa nan tinggi nilainya.

Atma hidup, tak merasa cukup sekadar berdegup. Kala angin meniup, tak lalu goyah terbawa redup. Lembaran daun-daun kesadaran tak semudah itu memilih terjatuh, meski kadang teguh itu berkilah.

*peracikdiksitestimoni*
Bandung, 18 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun