Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tiga Cerita

16 Mei 2022   19:14 Diperbarui: 16 Mei 2022   19:22 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Pixabay Free Image

Cerita Hujan

Melangkah bersamamu adalah kebutuhan, andaipun basah.. tetap saja indah. Ditemani olehmu, adalah rezeki itu sendiri. Sekumpulan berkah.

Satu cerita, saat kita bersama. Basah itu tumpah, sekian rintik darimu saat aku menengadah. Satu cerita, saat itu ketika kita bersama. Sekumpulan anugerah.

"Ada kalanya aku hilang, ada saatnya aku datang. Tersenyumlah!" bisikmu.. darimu, untukku.

Sekelumit.. Cinta dan Kasta

"Cinta ada di seberang sana.. aku menyadarinya, namun belum bisa memeluknya."

"Cinta masih saja di seberang sana.. cukup tersenyum, belum juga menghampiri."

"Cinta lebih memilih tetap di seberang sana.. cukup menunggu, seiring yakin itu bersemi."

Memiliki cinta, ada saatnya. Tentang kasta, itu uji coba. Selama percaya tertanam di dalam dada, cinta tidak akan sia-sia. Seiring masa, tersusun rencana yang berwibawa.

Cinta itu anugerah, sejatinya cinta tidak akan berat sebelah. Cinta itu menyatukan, perbedaan adalah harapan. Jalani cinta penuh kesyukuran, senyawa perasaaan akan makna cinta itu sendiri, didasari ketulusan. Pengertian.

"Cinta, kian menguat saja di seberang sana. Satu pertanda, saling merasa."

"Aku pikir cinta akan terbenam. Nyatanya tertanam, bukan lunglai."

Temui Pilihan Hati

Aku merasa, lalu terbawa. Aku berjuang, tentu berupaya. Sebab atas nama percaya, aku tidak butuh hentikan langkah. Maju.. itulah jawaban.

Aku berpikir, terkait takdir. Aku susuri, setiap pesisir. Sebab atas nama percaya, aku enggan memilih getir. Maju.. adalah jawaban.

Aku tersadar, seiring debar. Aku peluk keyakinan, aku lanjutkan perjalanan. Sebab atas nama percaya, raga apalagi jiwa.. menolak terkapar. Melangkah maju, menjawab sekian pertanyaan.

"Aku adalah penguasa isi hatiku sendiri, singkirkan keraguan."

"Aku adalah penguasa pola pikirku sendiri, tepis ketakutan. Aku pupuk keberanian."

Aku tertegun, namun bukan melamun. Sebab atas nama percaya, langkah pertama adalah awalan, langkah demi langkah berikutnya adalah ketetapan perasaan. Siap melaju, seiring restu.

"Aku adalah penguasa jalan hidupku sendiri, tanpa terkecuali. Siap melangkah pasti menemui pilihan hati."

sedikit catatan, 16 Mei 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun