Awalnya, begitulah. Tidak ada perkenalan, apalagi perjumpaan. Kita tidak bersentuhan, jalan kita berbeda. Ruang kita tidak sama, apalagi tentang cita-cita.. hanya umpama, jauh dari kata akan terlaksana.
Lalu.. semesta menyapa. Menemukan kita pada akhirnya, Aku menemukanmu, kamu menemuiku. Kata menjadi jalan, irama mulai terbangun. Rasa lalu menuntun, kita pun mulai membangun.
Ada secarik kerinduan, ada ingin dalam angan. Ada doa dan harapan, kita bisa bersentuhan. Bukan sentuhan itu.. melainkan sentuhan kedekatan, ikatan persahabatan jadi suratan. Jadi lembaran-lembaran kebersamaan kita, semua.
Waktu berjalan, seiring rencana yang kita bangun bersama. Waktu berlalu, seiring restu yang semoga akan menyertai kita selalu. Bahkan waktu.. sangat siap menunggu, hingga kita akan menyatu, meniti hari demi hari yang tidak perlu tersandung pilu atau jemu.
Kini.. penghujung tahun menghampiri kita. Tahun depan akan segera berkunjung. Harapku, kita akan bisa segera saling mengunjungi.. menjalin tali silaturahmi yang bukan rapuh, tapi justru kian tangguh.
"Kalian.. bagian dari perjalanan. Terima kasih untuk itu."
"Kalian.. adalah lega juga bahagia yang tertanam direlungku. Terima kasih untuk itu."
"Kalian.. lanjutkan petualangan. Perjalanan kehidupan. Adegan demi adegan, kejadian. Jalani, nikmati, syukuri. Mimpi menjadi pasti, terwujud, terbukti. Shahih kasih sayang dari-Nya Illahi Rabbi."
Peracikdiksi
Bandung, 09 Desember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H