Bukan hanya dirimu, sebab aku memiliki dunia yang lainnya. Tidak hanya dirimu, karena aku menjalani petualangan lain selain apa saja yang berkenaan dengan dirimu.
Kamu memilah suka, aku juga begitu. Kamu menganyam rasa, aku juga tentu saja bisa. Kamu memilih cita pun cinta, aku juga sama bahkan akan jauh lebih sanggup memilih yang lainnya.
Ini semua perkara mudah, bukan urusan sulit. Hanya tentang bagaimana kamu menjalani dan menikmatinya selama ini, begitupun aku sebagai pribadi.
Bukan kehilangan yang jadi masalah, melainkan cara menyikapi dua sudut pandang yang berseberangan. Kehilanganmu adalah biasa, namun nilai itu semestinya tidak terpangkas.
Bukan karena aku merasa lebih baik, justru karena aku mencoba untuk bisa lebih mengerti. Kamu juga bilang, aku ini memberikan kado yang terindah. Meski memang sangat sayang sekali, tepat di waktu yang jelas salahnya.
"Dua jiwa menjadi dua perumpamaan, dimana yang satu hilang, satunya lagi hanya bisa mengenang yang terkenang."
"Tidak butuh waktu sekian lama untuk memahami kecantikanmu itu, selain cukup sebentar saja  bagi aku didekati pesonamu itu."
"Memaksakan, bukanlah kesungguhan. Dipaksakan, tentu bukan juga sebuah keharusan. Mengenalmu, bukanlah satu kebetulan."
Hari ini kita sama-sama menikmati Idul Adha, aku sekadar butuh berbagi rezeki. Bila kepergianmu, kehilanganmu adalah satu pertanda rezeki, tidak sedikitpun aku harus merasa takut ditinggal pergi.
"Kasih sayang itu, terkadang mesti siap akannya kehilangan. Kasih sayang itu tidak mesti terbujur kaku, meskipun seja ditinggalkan."