01/
Melukis hari, itu biasa. Melukis pagi, sebentar saja. Melukis mimpi, ah! itu hanya canda. Melukis hati, untuknya jiwa yang merasa.
02/
Pagi bertandang, hati riang. Siang menghadang, hati tak lekang. Sore serupa senja, teduh tak hanya berlalu begitu saja. Aura malam, sensasi pekat yang rasanya berupa nikmat.
03/
Bila ingin mengenali hati. Dua itu mimpi, satu itu isi.
Jika butuh memiliki hati. Kenali nurani, membumi tak sekadar narasi level tertinggi.
Andai hendak merasakan hati. Jadilah pemerhati, serupa hati-hati itu sendiri.
"Ketiganya adalah puisi untuk aku, bukan untuk kamu."
Bandung, 13 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H