Menaruh hati pada tempatnya. Cukup sebentar saja terbuka, baginya yang kurang berselera.
Menaruh hati, perhatikan sekitarnya. Bertahan lama berkat dari percaya. Bila semenjana, bahasa rasa tak kuasa.
Menyimpan hati di kedalaman hati. Tengok setiap hari, tatkala pagi sibak misteri, hingga malam meniti sunyi.
Menikmati rasanya hati tepat di alurnya. Terpaksa menyusup, berhenti. Sekadar menjajaki, temui nurani.
Memiliki hati, asah kendali. Harap perlahan pergi, ingin tak sampai melewati. Kala menari, alami. Saat bernyanyi, simfoni intuisi.
Salam Puisi
Bandung, 09 Juli 2021
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!