"Mengenali indah, mengindahkan jiwa"
Denting yang kesekian, jawaban terpetakan.
Debar yang kesekian, berhasil diterjemahkan.
Getar itu begitu samar, sebentar saja pancarkan sinaran.
Apa yang terketik, tak kuasa mengetuk.
Ada yang berjentik, lalu mengusik.
Jiwa yang rapuh, tak sempat memilih luluh. Luput darinya tersentuh.
Jiwa yang cantik, berkenan menelisik.
Rasa bersua cita, cita bertemakan cinta. Cinta tak sekadar rasa, cinta meluas melebihi buana.
Celoteh malam ajarkan tenggelam, tanpa jumpai terbenam, tanpa menoleh buram, apalagi suram yang kurang tersiram.
"Dua Rasa"
Takaran manis,
setidaknya
Kadarnya pahit,
sekiranya
Pahit berulah,
semampunya
Manis singgah,
ala kadarnya...
Salam Puisi
Bandung, 06 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H