Bila aku menitipkan luka malam ini, apakah kamu akan sanggup membasuhnya?
Bila aku menyiapkan sekumpulan cinta malam ini, mungkinkah kamu akan siap menerimanya?
Jika aku akan mencoba bercerita malam ini, berkenankah kamu memasang sepasang indrawimu untuk dengarkannya? membacanya? pula merasakannya?
Masing-masing dari kita, memiliki cara demi rengkuh suasana tanpa duka. Masing-masing dari kita, mempunyai aroma yang wanginya serumpun dengan bahagia yang bergelora.
Ada hari dimana kita menyesali, ada waktu dimana diri menangisi. Ada saat dimana cinta melukai, ada jeda bagi jiwa untuk menyadari akan inti dari apa saja yang terjadi.
Ramadhan, adalah satu bulan menjalankan. Satu bulan merasakan, satu bulan mengutamakan keadaan diri yang bersandar akan apa saja, yang akan bisa memancarkan ketenangan.
Bila aku berargumentasi, bukan untuk menohok. Justru aku yang terpojok, aku yang tengah mengajari diriku sendiri, yang masih terlalu jauh sebagai seorang pribadi.
Kasih sayang itu tidak harus selalu terlihat, coba saja baca lalu rasakan. Kasih sayang itu tidak harus selalu terbungkus, coba saja telaah lalu coba kembali untuk benar-benar dan jelas bisa merasakannya.
Kasih sayang itu sangat mungkin tertulis, meski wujudnya tidak selalu lembut juga manis. Kasih sayang itu sangat bisa dinamis, meski bentuknya terkadang serupa antagonis ataupun melankolis yang tercium kritis.
Silahkan saja bila masih meragukanku, cukup bagi aku sebagai pribadi untuk tidak perlu meragukanmu. Silahkan saja bila masih merasa khawatir, cukup bagi aku untuk tidak perlu merasa ketar-ketir.
Tentang hari, setiap hari itu adalah hari yang sesungguhnya baik. Hanya sudut pandang saja, yang butuh diolah untuk meraih hari demi hari yang bukanlah kebalikannya, dari apa saja yang aslinya adalah berkah bermanfaat.
Tentang hati, hatimu memang bukan hatiku. Namun aku sangat percaya, bahwa kebaikan hati yang kamu miliki, jauh lebih baik dan berharga daripada hatiku yang masih tertanam duri-duri tajam, pun rupanya masih juga kelam.
20:45
D... yang senantiasa terdiam, itu saja yang ingin aku tuliskan malam ini. Tulisanku untuknya, yang entah kapan pun bisa menjadi satu atau lain hal yang akan sangat mungkin, baginya untuk membacanya.
21:15
D... bukan tentang siapa yang salah atau siapa yang benar, ini semua hanya tentang permohonan maaf yang menjadi inisiatif, di momen yang tepat untuk dilaksanakan.
21:25
D... momentum Idul Fitri akan segera ditemui, jadi apa saja yang semestinya diceburkan, karamkan saja secepatnya. Sebab kedekatan akan sangat mungkin berganti menjadi berjauhan, karena setiap insan akan fokus menuju untuk menggapai tujuannya, apapun itu.
Bila berdekatan, justru akan berjatuhan. Berjauhan, adalah kesimpulan.
Salam Senyum Manis
Bandung, 09052021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H