Sore yang menarik ketika salah seorang anak muda datang mengunjungi. Sore yang cukup menantang, ketika seorang anak muda yang saya maksud, datang dengan membawa beberapa pertanyaan.
"Om Away, kalau saya boleh tahu. Lebih penting yang mana? mencintai ataukah justru dicintai?"
"Om Away, pentingkah sebagai seorang pribadi memiliki figur tauladan?"
"Om Away, menjadi dewasa itu enak nggak sih?!"
Ada saatnya kamu harus berani jadi seorang pemberontak. Ada waktunya kamu sebaiknya sanggup berpikir bijak. Ada kalanya, kamu harus siap dengan posisi yang tegap, mampu mencetak satu atau lebih dari satu, apa yang akan bisa membuat orang lain terhentak atau justru seja berdecak.
Ada saatnya kamu harus membela, tanpa berharap dibela. Ada waktunya kamu bisa bersahaja, tanpa sedikitpun menginginkan pahala. Ada kalanya kamu harus mau seirama dengan apa ataupun siapa, yang nyatanya adalah bijaksana.
Ada saatnya kamu sanggup bersikap biasa, jadi satu ciri bahwa kamu tumbuh mendewasa. Ada waktunya, kamu mau sukarela melakukan apa saja. Ada kala di satu masa, yang kamu mesti siap pun sigap memberi warna beda untuk apa
yang bisa saja bercita rasa surga.
"Tidak cukup sekadar baik, ketika benar adalah keharusan."
"Tidak cukup hanya mampu mengerti, bila faktanya tanpa terbukti."
"Tidak cukup sekadar berpegangan, bila ternyata justru akan menjerumuskan."
Belajar untuk bisa lebih menjiwai akan apa yang dimaksud mencintai, untuk kemudian menikmati rasanya dicintai. Belajar untuk memiliki sikap yang berani mencintai, untuk kemudian mensyukuri indahnya dicintai.
Cari tahu dulu tentang kurang atau lebih yang kamu miliki. Teladani dirimu sendiri terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk memilih apa atau siapa yang akan jadi figur pilihanmu, sesuai intuisimu.
Menjadi dewasa itu adalah kenikmatan. Menjadi dewasa itu adalah kebutuhan. Menjadi dewasa itu adalah perjalanan, untuk yang demi akhiran yang rasanya pula kadarnya adalah lega, damai, pun bahagia yang bukan ala kadarnya saja.
"Terima kasih Om Away."
"Tidak perlu berterima kasih, sebab kamu pasti memiliki apa yang belum atau aku tidak ketahui sama sekali. Selain itu, kamu pun tentu mempunyai kelebihan juga keunggulanmu sendiri, yang nyatanya adalah kekurangan juga kelemahan, pun keterbatasanku selama ini hingga detik ini."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H