Dedaunan tersentuh. Tanah dipilihnya, disentuhnya, dibelainya. Tanah, lalu menyatu dengannya dedaunan.
Angin menyentuhnya. Dedaunan berhamburan, berguguran. Dedaunan merasa tak kuasa, menahan rintihan angin yang menggetarkan.
Ranting terpelanting, angin menebasnya.
Kokoh menjadi jatuh. Kukuh mewujud luluh. Kuat hanya sesaat, sekadar lewat.
Pohon terluka, dedaunan sisakan kenangan. Pohon tertunduk, dedaunan beterbangan. Pohon terdiam, hanya mampu menyaksikan.
"Alam lebih mengerti. Alam memiliki kunci. Alam juga adalah pusat. Pohon akan kembali, berseri. Meraup nikmat yang lebih hebat."
Salam Sastra, Fiksiana Kompasiana
Bandung, 01 Maret 2021
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!