"Yuk ah bersih-bersih. Semoga lebih yang akan semakin bersih pun berseri pula wangi."
Setiap yang mempunyai akal, sudah tidak perlu dijelaskan definisi apa itu sampah. Setiap yang memiliki pikiran, sudah tidak butuh dijabarkan lagi tentang bagaimana semestinya mengurus seputar sampah.
Bersih itu kebutuhan, bahkan jelas-jelas kewajiban. Bersih itu memang tampilan, gambaran, yang wujudnya sangat jelas kelihatan.
Bersih itu bermanfaat, kebaikan yang melekat dengan cara bertanggungjawab. Bersih itu memang sehat, bahkan akan sangat mungkin membuat metabolisme kian menguat.
Bersih itu mengenai kepekaan, bersih itu memang berhubungan langsung dengan tingkat kepekaan. Seberapa erat dengan kepekaan, seberapa hebat yang sanggup berkutat untuk akrab dengan kepekaan.
Bersih itu tidak perlu disuruh-suruh, kan dasarnya memang butuh. Bersih juga memang sebaiknya patuh, meski ada jeda tapi bukan untuk kemudian terbiasa jadi lupa.
Intinya... bersih itu sebagian dari iman. Bahkan sangat mungkin, bahwa terbiasa berupaya bersih itu adalah keseluruhan dari iman itu sendiri. Satu keyakinan yang seja tertanam, diejawantahkan, lalu jadi terbukti bersih adanya, shahih bersihnya luar maupun dalam.
"Bersih itu... tidak berantakan bukan kelimpungan, bahkan sangat jauh dari kebingungan, yang mungkin saja bingung sendiri dengan sendirinya."
"Bersih itu tidak mengotori, bukan dikotori. Bersih itu jadi ciri, tentang olah pikir juga isi hati."
"Bersih itu jernih, bersih itu cerah yang sanggup mencerahkan."
Bandung, 24 Februari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H