Kesibukan terkadang memang menyita waktu, membuat apa yang seharusnya bisa tertulis malah jadinya terlewat begitu saja. Jelas ada kesempatan yang hilang, namun semoga bisa tergantikan di kesempatan yang lainnya untuk menulis yang mengetik satu dan lain hal.
Di bawah ini, saya akan coba berbagi satu cerita fabel. Ya... cerita fabel yang para tokoh utamanya lebih dominan bukan manusia, namun tetap mengandung pesan moral yang semoga bermanfaat untuk siapa saja yang berkenan membaca cerita fabel berikut ini.
Alkisah... ada satu negeri yang bernama fiksiana. Satu negeri yang penuh warna cerita dan suasana, satu negeri yang para penghuninya memang beraneka ragam tingkah polahnya.
Di satu halaman luar rumah yang sederhana di salah satu negeri fiksiana, ada seorang gadis kecil yang tengah bermain... sebut saja namanya Oena, seorang gadis kecil yang menyukai suasana riang dan tentunya tenang.
Tidak jauh dari halaman rumah, memang ada satu pohon yang cukup besar. Entah pohon apa namanya, namun di pohon tersebut memang hidup satu burung elang yang setiap hari bisa melihat keseharian Oena.
Di negeri fiksiana setiap yang hidup memang bisa berbicara, bukan hanya manusia saja yang bisa bertutur kata. Elang ataupun pepohonan, adalah dua diantaranya yang bisa berbicara selain manusia.
Entah atas dasar apa, burung elang tersebut terbang untuk kemudian mendekati Oena yang tengah bermain. Satu elang jantan yang memang terlihat kuat dengan sorot matanya yang sangat tajam.
"Maafkan aku jika aku mengganggumu sebentar. Aku tahu kamu tengah asyik bermain di halaman rumahmu ini." Tutur awal dari elang kepada gadis kecil.
"Hei kamu, terima kasih mengunjungiku hari ini." Jawab Oena yang terlihat tenang-tenang saja.
"Kamu tidak takut berdekatan denganku?!" tanya elang kemudian.
"Selama kamu baik dan tidak punya niat buruk kepadaku, tentu aku akan merasa aman dan baik-baik saja dekat denganmu." Oena menjawab tanya dari elang dengan tutur yang santai pun santun.
"Siapa yang mengajarimu bisa bersikap tenang dan tidak mudah takut ketika bertemu dengan sesuatu yang masih asing untukmu?" elang lanjut bertanya.
"Orang tuaku tentunya. Mereka memang selalu mengajarkan dan mengingatkan, agar tutur kataku ketika bertemu siapa saja tetap sopan adanya." Jawab Oena.
"Orang tuaku juga yang bilang, agar aku tidak perlu takut akan hal apapun dan bisa bersikap dan merespons sewajarnya ketika bertemu siapa saja." Jawaban berikutnya dari gadis kecil yang namanya Oena.
"Menarik sepertinya, jika aku bisa bertemu kedua orang tuamu. Bolehkah?!" elang yang kembali mengajukan tanya.
"Sangat boleh. Kedua orang tuaku pasti senang bisa berbincang-bincang denganmu." Oena yang kembali menjawab tanyanya elang.
"Baiklah, besok aku akan kembali menemuimu di sini. Sekalian bertemu dengan kedua orang tuamu." Tutur elang kemudian.
"Baiklah, aku tunggu kamu besok. Aku akan sampaikan juga inginmu itu kepada kedua orang tuaku ya. Aku harap juga, kamu bisa tetap sopan seperti saat ini menemuiku." Imbuh dari Oena untuk elang.
"Baiklah gadis kecil, dan semoga kita bisa berteman kedepannya." Ingin dari elang yang terucapkan.
"Baiklah, karena aku juga akan senang berteman dengan siapa saja, yang memang punya niat baik." Oena kembali menjawab ujar dari elang.
"Oh ya, mulai hari ini aku akan memanggilmu El. Bolehkah?!" pinta Oena kepada elang.
"Sangat boleh, dan terima kasih untuk itu." Sahut elang, yang kemudian kembali terbang untuk mencari bahan makanan yang dibutuhkannya.
Pesan moral:
1] Mempraktekkan sopan santun kepada siapa saja adalah kebutuhan.
2] Bertemanlah dengan siapa saja yang memang punya niatan baik, tulus dan semoga memang paham dan sadar akan apa yang namanya bijaksana.
3] Berhati-hati dengan siapa saja yang terkesan lugu atau baik, namun justru sebaliknya.
Salam cerita fabel
Bandung, 08 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H