Perlahan, ketika tapi mulai tertindih. Untuk kemudian tapi seja berganti pasti. Pasti yang kini mulai mengerti, lalu akan segera siap melangkahi hari demi hari.
Perlahan, ketika ragu mulai berhenti untuk mengikuti. Ragu urun berkembang, ragu kini terhalang. Ragu menolak berjuang, ragu tak lagi cemerlang.
Perlahan, ketika harum dari sekuntum kian tercium. Harum pun membawa senyum. Senyuman keringanan yang meringankan, penghapus lembar demi lembar keberatan.
Perlahan, ketika waktu mulai berkenan memberikan jawaban. Wajah tanya tak lagi penasaran, wajah tanya tak lagi keberatan bersua kelegaan yang bernilai kedamaian.
Ya... secara perlahan. Untuk kemudian melepaskan, membebaskan. Menyegerakan kewajiban, mendahulukan kebutuhan yang tak usah diiringi keinginan, yang tampilannya kerap beriringan pun kurang menyejukkan.
"Menjadi orang lain itu memang sulit, bahkan sungguh sangat menyulitkan."
"Menjadi diri sendiri, mengenali diri sendiri yang lebih baik lagi dari sebelumnya, secara perlahan justru akan sangat menguntungkan."
"Menjadi bagian dari sebagian kecil yang tak perlu menjadi yang kebanyakan, rasanya lebih menyenangkan pun menenangkan."
Selamat pagi dunia dari kota Bandung, di waktu yang masih dini hari per tanggal 02 Januari 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H