Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Tujuh Menit

16 November 2020   21:22 Diperbarui: 16 November 2020   21:36 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Menit yang pertama,
Aku mengunjungimu atas nama suka.

Menit yang kedua,
Aku menemukanmu tengah membasuh luka.

Menit yang ketiga,
Aku menghampirimu, yang enggan bersuara.

Menit yang keempat,
Aku mengajakmu, untuk temui lega pun damai rasa di sudut sana.

Menit yang kelima,
Senyummu mulai merekah, tawamu undang gairah.

Menit yang keenam,
Nafasmu sempat terengah, lepas resah; gundah; rasa bersalah; untuk tak lagi singgah; menerpa wajah.

Menit yang ketujuh,
Buana sungguh luas. Nestapa biarkan saja terjun bebas; Cahaya menanti di ruang awas. "Bisikmu, yang kini telah terbebas. Lepas dari waswas."

Salam puisi DS 16 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun