September tahun ini usia Oena memang genap delapan tahun. Memang, tidak terasa waktu berlalu. Hari berganti minggu, kemudian bulan, lalu tahun demi tahun.
"Seperti baru kemarin, padahal sudah delapan tahun lamanya."
Bulan September, kini telah berganti menjadi Oktober. Bahkan menuju deretan beberapa hari terakhir di bulan Oktober, kemudian akan berganti November dan diakhiri Desember. Lalu 2020 berganti menjadi 2021.
"Pak! Oena sudah bisa sendiri sekarang."Â Laporan tertulis dari Oena lewat aplikasi yang kalau pesannya sudah terbaca, centangnya jadi dua dan ganti warna.
"Pak! jadi ya hari rabu ini kita ketemuan. Oena mau ngobrol penting." Harapan dari Oena yang mungkin saja lagi kesal, sebal, bercampur kangen sama bapaknya.
"Pak! jangan banyak alasan lagi ya. Harus bisa pokoknya! apapun alasan, simpan saja dulu di rumah tetangga bapak, yang ada di seberang kantor."Â Sense of humor dari Oena muncul juga, dan tentu saja menghibur! hehehe.
"Baiklah, siang atau sore ya kita ketemunya."Â Balasan pesan dari saya, tanpa berpikir panjang. Kangen juga soalnya.
"Bagian terpentingnya kita ketemu hari ini, malam juga boleh kok. Asal bukan besok, awas loh pak!"Â Ancaman yang mulai ditebar Oena Biroe untuk bapaknya, hehehe.
"Nak, sebelum nanti kita ketemuan. Boleh bapak numpang tanya dua atau tiga pertanyaan?" Saya ingin tahu alasannya, saya penasaran. Jadi ada baiknya bertanya dong tentunya, hehehe.
"Boleh dong pak. Silahkan."Â Jawaban dari Oena, yang memang mulai tumbuh sense of humor. Saya tentu saja bahagia, mempunyai seorang anak perempuan yang periang dan lucu.
"Kangen ya ke bapak? rindu ya ke bapak?"Â Tanya saya di detik itu juga, tanpa sedikitpun menunggu jeda.
"Ah, nggak ah. Ibu paling yang kangen bapak. Oena mah cuma miss you daddy!" Kalimat yang terbaca, hasil ketikan tangan Oena Biroe.
Bahasa campuran keluar, di mix ala conversation versi Oena Biroe. Entah dia belajar dari siapa, kalau bukan dari bapaknya yang memang suka sekali dengan campur sari, hehehe.
Salah satu adegan percakapan, ayah dan anak perempuan yang mulai tumbuh berkembang seiring perjalanan waktu. Percakapan santai yang tujuannya, agar semakin bisa merekatkan hubungan keduanya.
"Nak, kenapa ketemuannya harus hari ini? nggak boleh besok atau lusa?" Tanya saya berikutnya.
"Hari ini tanggal 28 Oktober, hari sumpah pemuda. Tanggal istimewa dong tentunya. Hari Sumpah Pemuda 2020 skala nasional."
"Hari ini sampai hari minggu, cuti bersama dong tentunya. Tidak ada salahnya kan, menikmati beberapa hari libur oktober 2020 menemani Oena juga ibu di rumah."
"Hari ini hari yang penting dong tentunya, Oena kan bakal calon pemudi juga beberapa tahun yang akan datang. Mesti belajar tentang norma juga tentunya dari bapak ibunya, tentang bagaimana semestinya jadi seorang pemudi yang santun adanya."
Ketikan huruf yang cukup panjang, dari seorang calon pemudi berusia delapan tahun. Saya jadi terperangah juga bertanya-tanya. Ini Oena atau ibunya yang mengetik pesan? ah jadi penasaran.
"Nak, last question ya dari bapak. Mohon dengan sangat, dijawab ya. Oena atau ibu yang mengetik pesan?"Â Bertanya dan sekaligus saya kirim juga beberapa emoji.
"Daddy, yang mengetik sih Oena. Tapi ada yang berbisik juga nih sambil Oena mengetik pesan." Jawaban singkat dan ditambah pula emoji ketawa. Ketawa yang miring-miring itu loh emojinya.
Kami memang keluarga kecil, pun tentunya kami sangat bersyukur sekali atas semua kenikmatan ini. Dominan perasaan bahagia yang akan senantiasa kami coba terapkan dan pertahankan, menjalani warna-warni perjalanan sebuah keluarga kecil kami.
Salam sehat selalu
DS 28 Oktober 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI