Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pohon Itu

9 Oktober 2020   12:29 Diperbarui: 12 Oktober 2020   00:43 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Pixabay.com

Coba perhatikan sebentar pohon itu, lalu tengok akarnya. Perhatikan baik-baik! akarnya begitu kuat mencengkeram, daunnya rimbun, akan sungguh meneduhkan ketika bersandar di pohon itu! sangat layak menjadi tempat untuk duduk berteduh, bahkan bersimpuh dengan hati yang sungguh luluh.

Memang, angin kerap berhembus. Angin dari barat, timur, utara, bahkan selatan. Namun pohon itu tak tergoyahkan, tetap kuat berdiri, kokoh yang enggan untuk terlalu mudah roboh.

Memang, ada daun-daunnya yang berjatuhan, berguguran. Tapi... pohon itu tetap bertumbuh kembang, menghasilkan daun-daun baru yang akan senantiasa menguatkan, menjadi keindahan, pun tentu yang tetap meneduhkan.

Lihat! daun-daunnya yang jatuh, berserakan. Sebagian tersapu angin, sebagian lagi mengering. Bereskan saja agar kembali rapi, bersih dan sedap dipandang mata.

Oh ya, tidak ada daun yang sia-sia, semuanya istimewa, semuanya punya daya guna sesuai fungsinya masing-masing.

Akar adalah akar. Memanjang, membesar. Kekuatan bertumbuh kembang dari akar yang bercabang di banyak sisi, saling menguatkan.

Ketahanan pohon pun tentu jadi akan sangat kokoh, ketika semua sisi saling mengisi, saling peduli. Seirama yang senyawa untuk bersama. Tidak mudah tergoyahkan, meski akan kerap hadir goncangan yang adalah hukum alam.

Apa yang seirama, berkat dari kerja sama. Saling memperhatikan, saling memberi dukungan, saling terhubung yang memang menjadi hubungan yang tersambung, bersinergi.

Tidak bisa hanya sekadar mencari keuntungan, di apapun jenis hubungan. Sebab hubungan, semestinya akan bisa berkesinambungan.

Mana mungkin bisa menghasilkan juga menjadi yang terbaik, ketika setengah hati yang jadi visi misi.

Tidak ada ya untuk yang namanya kurang tepat. Tidak ada benar, untuk yang namanya memilih lalu mengambil keputusan yang tidak-tidak.

Pohon itu! berada di titik ketiga dari lima titik yang ada. Pohon yang semestinya menjadi bukti terkini, kesatuan dan persatuan, tenggang rasa, seirama, satu suara untuk damai pun sejahtera yang akan bisa terpelihara.

Bahagia itu tertanam di pikiran
Lega adalah bahagia
Damai adalah bahagia
Lalu kapan, akan butuh untuk mau bahagia; seutuhnya; sebenarnya bahagia;

Salam damai Indonesia. DS 09/10/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun