Mohon tunggu...
Ridwan Ali
Ridwan Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Me Myself and I

Baiklah, kita mulai. Ceritanya, lanjutannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Simfoni Dua Sisi

27 Juli 2020   19:43 Diperbarui: 27 Juli 2020   19:38 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Aku mana mau, sesuai inginnya itu. Berseteru, menggerutu. Lalu benar, hanya menurutnya saja.

Pembenaran itu hanya seolah-olah, relung hati tahu itu. Hati tahu, mana benar kapan salah.

Aku mana bisa, bertutur kata yang bersuara. Suaraku tertahan, tertatih, tertindih.

Tidaklah elok, bilamana berujung melukai, lalu menyakiti.

Hidup tak sebatas hanya, tentang satu sisi saja. Olah pikir peka hati, semestinya seirama.

Cukup sejenak saja, andai lupa menghargai menghormati, mendatangi menghampiri. 

Kita saling uji, demi teruji. Bukan untuk angkuh, kian membumbung tinggi.


Ridwan Ali, 27072020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun