Tidak akan, senantiasa muda. Tentu saja, seja menua seiring senja menyapa.
Mata memberi tanda, tentu saja sedih sempat menerpanya. Begitupun bahagia, cukup lama memeluknya.
Rupa, anugerah dari-Nya. Namun tentu saja, uji juga untuknya.
Puja, bukan inginnya. Puji, hanya milik-Nya.
Dia hanya, seorang hamba-Nya. Hanya satu, dari sekian rupa kaum Adam yang bernyawa.
Dia itu adalah aku, yang masih kerap lupa. Masih meraba, masih mencoba temui cahaya.
Dia yang memang aku. Aku yang acapkali, terlalu menuntun ragu hingga lupa waktu.
Dia yang tentu saja aku. Di mana titik temu, itu yang tengah aku tuju. "Bukan apa-apa, hanya saja... titik temu itu, adalah jawab-Nya, dari apapun tanya yang ada tanda-Nya."
Ridwan Ali 27072020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H