detik yang berdetak
akan hinggap di satu titik yang bukan andai saja
lalu tercetak ujung detak
menit meniti titian lika-liku
yang berlaku kadang luka sebab perilaku
teralami kala lupa kerap menganga
jam siap sedia menghujam
bukan dendam namun redam
sekumpulan kejam yang mungkin saja tertanam
hari demi hari tersusuri bulan
rangkaian bulan saling berdekatan
turun temurun yang kemudian
membentuk sekumpulan tahun demi tahun
"Yang fana adalah waktu"Â ujarnya saat itu
sebab saat ini bukanlah waktu itu
sebab saat ini dirinya tengah menuju
tatanan baru beda ruang pun waktu
puisi ini memang tentangnya
inspirasi darinya
tentang waktu yang sifatnya sementara saja
sebab ujung-ujungnya... "Waktu jualah yang menjadi akhirannya."
Masih mengenangnya, Sang Guru Sastra SDD
Salam Puisi, Ridwan Ali 22072020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H